LAJUR.CO, KENDARI – Upaya konservasi penyu dilakukan nelayan Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) Lasinta Lape Lape di Pantai Koguna, Desa Mopaano, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton kini membuahkan hasil. Uji coba penetasan perdana telur hewan bercangkang tersebut telah menghasilkan tiga ekor tukik.
Tiga bayi penyu itu berasal dari lima butir telur penyu yang sempat diselamatkan oleh nelayan bernama La Ode Awaludin. Sayangnya, satu tukik sempat dimangsa oleh kepiting.
Informasi tersebut disampaikan Fasilitator Kabupaten Buton Site PAAP Siotapina dan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton, Wadu Marsidik, Selasa (2/10/2021).
“Kelompok PAAP Lasinta Lape Lape dipimpin Pak La Ode Awaludin dan kawan-kawan mencoba membuat penetasan telur penyu.
Alhamdulillah untuk 5 butir penyu, 3 tukik menetas, 1 tukik dimakan kepiting jadi tinggal 2 tukik,” kata Wadu.
Saat ini, nelayan kelompok PAAP di sana tengah menanti kelahiran tukik lain dari ratusan telur penyu yang berhasil mereka selamatkan dari aksi perburuan manusia maupun hewan predator di sekitar Pantai Koguna.
“Ratusan telur tersebut telah ditanam di dalam pasir sejak tanggal 15 September 2021 dan diperkirakan menetas sekitar tanggal 15 November 2021. Proses menetasnya itu sekitar dua bulan lamanya,” sambung Wadu.
Sementara menanti telur penyu lain menetas, dua tukik yang lebih dulu lahir diamankan oleh nelayan PAAP di pesisir Pantai Koguna. Anakan penyu tersebut kemudian ditempatkan di sebuah wadah berisi air laut. Untuk nutrisi, tukik diberi makan rumput laut.
Setelah seluruh telur menetas, rencananya bayi hewan bercangkang yang dilindungi tersebut akan dilepasliarkan ke alam. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemerintah Kabupaten Buton telah berkoordinasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan proses pelepasan satwa purba yang terancam punah itu di Pantai Koguna.
Tukik Perdana di Kawasan Konservasi Mopaano
Wadu menjelaskan program penangkaran kura-kura laut oleh nelayan PAAP, Awaludin, di Pantai Koguna Desa Mopaano baru pertama kali dilakukan. Dengan pengetahuan dan alat seadanya, Awaludin mencoba menyelamatkan telur penyu yang selama ini banyak diburu untuk diperdagangkan.
Telur-telur penyu dijaga dengan dipagari waring. Selain memastikan aman dari perburuan manusia, waring ini berfungsi memproteksi telur penyu agar tidak dimangsa hewan predator.
Tak disangka, kata Wadu, uji coba perdana oleh nelayan PAAP berhasil menetaskan tukik secara alami.
“Ini adalah tukik pertama yang menetas dari program konservasi yang dijalankan nelayan PAAP di sana. Kita sangat bersyukur, apalagi nelayan yang ikut menjaga ini adalah mereka yang dulunya sering berburu telur penyu. Sekarang ada kesadaran bersama dari mereka untuk mau menyelamatkan penyu. Bahkan nelayan itu sendiri yang bergerak melakukan penangkaran,” jelas Wadu. Adm