LAJUR.CO, KENDARI – Fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) dan Rombongan Hanya Nanya (Rohana) di berbagai pusat perbelanjaan belakangan ini mencerminkan konsumen yang makin cermat dalam belanja. Perilaku ini menjadi sinyal bahwa masyarakat sedang menyesuaikan pola konsumsi dengan kondisi.
Bank Indonesia (BI) merespons fenomena ini. Melalui akun Instagram resminya, BI mengatakan telah memberikan solusi untuk menggenjot aktivitas perekonomian.
“Kebijakan BI menurunkan BI-Rate, memberi ruang agar konsumsi dan investasi bisa kembali bergerak, yakni dari Januari 2025 Turun 25 bps menjadi 5,75%, kemudian Mei 2025 Turun 25 bps menjadi 5,5% dan Juni 2025 Turun 25 bps menjadi 5,25%,” tulis BI di media sosial Instagram, Sabtu (26/7/2025).
Airlangga Soal Fenomena Rojali: Trennya Sekarang ke Mal Itu Makan!
Kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI-Rate bertujuan untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit dengan biaya yang lebih rendah. Harapannya, masyarakat dan dunia usaha makin tergerak untuk memanfaatkan kredit atau pembiayaan.
“Ketika suku bunga acuan turun, bank bisa mendapatkan atau menghimpun dana dengan biaya yang lebih rendah atau biasa disebut penurunan biaya dana (cost of fund),” tulis BI.
Ketika ada kebijakan penurunan BI-Rate, maka cost of fund Turun, kemudian bunga kredit turun, hasilnya kredit/pembiayaan meningkat dan belanja hingga produksi naik yang berdampak pada ekonomi bergeliat hingga akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adanya bunga yang lebih kompetitif juga diharapkan akan mendorong masyarakat untuk lebih leluasa dalam melakukan konsumsi dan investasi, seperti membeli aset dan juga ekspansi usaha lewat pembiayaan permodalan.
Untuk mendapatkan hasil optimal dari kebijakan ini tentunya dibutuhkan sinergi dari berbagai mitra strategis. Sinergi dengan pemerintah, pelaku usaha, perbankan, dan masyarakat agar dampak kebijakan bisa dirasakan nyata. Adm
Sumber : Cnbcindonesia.com