LAJUR.CO, KENDARI – Grafik inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) periode September 2025 masih terbilang tinggi. Data dirilis Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra Andi Kurniawan, Rabu (1/10/2025), inflasi Sultra secara year on year (yoy) sebesar 3,68% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 110,03.
Besaran angka inflasi Sultra tersebut jauh di atas inflasi tahunan Indonesia, di mana pada September 2025 terjadi inflasi yoy sebesar 2,65 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,74.
Inflasi tahunan Provinsi Sultra juga masih jauh dari kisaran target inflasi ditetapkan Bank Indonesia (BI). Sebagaimana diketahui, BI menetapkan inflasi tahunan diproyeksi tetap aman dan terkendali jika masih berada di rentang 2,5±1% pada 2025 dan 2026.
Andi Kurniawan mengatakan, laju inflasi Sultra dipicu kenaikan harga beberapa komponen belanja, seperti kebutuhan makanan, minuman & tembakau yang paling tinggi yakni 7,55%. Disusul pengeluaran untuk pendidikan 4,28%, kesehatan 2,59%, penyediaan makanan & minuman/restoran 2,19%.
Berikut transportasi menyumbang 1,07%, perumahan, air, listrik & BBRT 0,76%, perlengkapan, peralatan & pemeliharaan rutin 0,35%, rekreasi, olahraga & budaya 0,46%, serta perawatan pribadi & jasa lainnya 7,80%.
Sementara itu, deflasi terjadi pada komponen pakaian & alas kaki 0,91% serta informasi, komunikasi & jasa keuangan 0,05%.
“Secara month to month (m-to-m), Provinsi Sultra mengalami deflasi 0,26%, sedangkan secara year to date (y-to-d) hingga September 2025 tercatat inflasi 3,26%,” sambung Andi.
Adapun penyumbang utama inflasi bulanan dipicu kelompok makanan, minuman, dan tembakau (cabai merah, daging ayam ras), serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Lebih jauh, dari empat kota inflasi di Sultra, yakni Kota Kendari, Baubau, Kolaka, dan Konawe, BPS Sultra menyebut inflasi tertinggi terjadi di Kota Baubau 4,84%. Sedangkan inflasi terendah di Kota Kendari 2,99% (IHK 109,02). Adm