LAJUR.CO, JAKARTA – Aksi penyegelan Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat, yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa berujung pada penindakan aparat kepolisian.
Sekitar pukul 13.08 WIB, polisi mengamankan sejumlah mahasiswa dan mahasiswi yang tergabung dalam kelompok “Pemuda 21” untuk dibawa ke kantor polisi guna dimintai keterangan lebih lanjut.
Sebelumnya, upaya mediasi sempat dilakukan oleh jajaran Polsek Menteng yang dipimpin oleh Wakapolsek Kompol Bambang. Kompol Bambang mengimbau para mahasiswa agar bersikap kooperatif dan segera membuka segel di pintu utama kantor.
Namun, hingga batas waktu yang diberikan sekitar pukul 12.27 WIB, akses utama kantor masih dalam kondisi tergembok dan terikat rantai.
Para mahasiswa mengaku aksi penyegelan dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas janji Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka (ASR), yang dianggap tidak ditepati terkait penyediaan asrama bagi mahasiswa perantau di Jakarta.
Mereka juga menyatakan telah menempati Mess Pemprov Sultra sejak Selasa (7/10/2025) malam, karena tidak lagi memiliki tempat tinggal usai masa toleransi dari pengelola asrama lama berakhir.
Pantauan awak lajur.co pada Rabu (8/10) pagi, mahasiswa terlihat tidur di selasar lantai 2 dan 3 mess tersebut. Spanduk bertuliskan “Pemuda 21” juga terpampang di pintu masuk kantor yang mereka segel.
Arin Fahrul Sanjaya, perwakilan massa Pemuda 21, menyebut bahwa aksi ini sebagai bentuk desakan agar pemerintah daerah menepati janjinya.
Mahasiswa magister STIAMl Jakarta ini, merujuk pada beberapa pernyataan Gubernur ASR sejak 2023 terkait bantuan bagi mahasiswa Sultra di perantauan, termasuk komitmen menyediakan asrama dan bantuan kepada anak yatim.
“Waktu itu dalam sebuah kegiatan di Jakarta, Gubernur ASR datang sebagai pembicara. Beliau tanyakan anak dan disuruh list, mau dibantu 15 juta per kepala. Pas dikonfirmasi kembali, janji itu tidak pernah ditepati,” keluh Arin Fahrul Sanjaya.
Saat diamankan polisi, mahasiswa dan mahasiswi dibawa secara terpisah menggunakan kendaraan kepolisian. Sebelum dibawa, sempat terjadi perdebatan kecil antara beberapa mahasiswa dan aparat, namun situasi di Kantor Penghubung Sultra tetap terkendali. Red