LAJUR.CO, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka berjanji segera mencabut laporan polisi terhadap mahasiswa Sultra yang diamankan aparat Kantor Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat.
Keterangan tersebut disampaikan Andi Sumangerukka saat menerima perwakilan tokoh pemuda usai menjamu tamu Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits di pelataran Rujab Gubernur Sultra, Jumat (10/10/2025). Dua elemen mahasiswa sebelumnya sempat melakukan orasi sebagai bentuk solidaritas di depan Rujab Gubernur Sultra hingga akhirnya diterima langsung oleh 01 Sultra.
Purnawirawan TNI itu lantas mengajak para mahasiswa duduk bersama, menyampaikan unek-unek serta menjelaskan duduk perkara penangkapan mahasiswa Sultra di Kantor Penghubung Jakarta. Merespons permintaan tokoh muda, ASR menyatakan sudah memerintahkan agar laporan polisi terhadap mahasiswa yang menyegel Kantor Penghubung Sultra dicabut.
“Saya sudah perintahkan tadi malam, tidak boleh ada yang nginap, segera pulangkan. Saya sudah perintahkan cabut laporan,” cetus ASR kepada kelompok mahasiswa.
Menjawab tuntutan kedua agar Pemprov Sultra membangun asrama bagi mahasiswa Sultra yang menempuh pendidikan di Jakarta, ASR menegaskan aspirasi tersebut belum bisa direalisasikan.
Alasannya, anggaran untuk infrastruktur asrama tidak masuk dalam skema APBD Sultra 2025. Saat mahasiswa meminta pendanaan lewat skema CSR, ASR berkata penyaluran dana pihak ketiga punya mekanisme dan aturan ketat yang tidak bisa seketika mengeksekusi semua program pemerintah.
“Kalau minta dibantu lewat CSR,
Jangan sampai saya bantu, terus saya masuk penjara,” dalih ASR.
Lagi pula, lanjut ASR, kebutuhan pembangunan asrama mahasiswa di Jakarta belum begitu mendesak. Ia mencontohkan, beberapa fasilitas asrama mahasiswa Sultra yang berkuliah di Jogja maupun Makassar, Sulawesi Selatan, kondisinya jauh lebih miris dan patut mendapat penanganan lebih cepat.
Ia pun meminta agar mahasiswa sedikit bersabar lantaran kondisi budget pemerintah yang kini sangat terbatas.
Namun begitu, mantan Kabinda Sultra itu menyatakan akan mengupayakan aspirasi tersebut pada APBD tahun 2026 mendatang.
“Anggaran tidak ada APBD Perubahan. Saya datang sudah jadi. Bersabar saja,” ulasnya.
Masih di tempat yang sama, ASR lanjut menjamu kelompok tokoh pemuda Sultra berikutnya yang juga sempat berorasi di depan Rujab Gubernur Sultra. Di hadapan para pengunjuk rasa, ASR kembali menegaskan komitmen mencabut laporan polisi terhadap mahasiswa Sultra yang ditahan oleh aparat di Jakarta.
Ada dua tuntutan lain diselip para pengunjuk rasa saat bertemu Gubernur Sultra. Mereka menyampaikan kegundahan lantaran tidak pernah mendapat kesempatan bersilaturahmi dengan 01 Sultra serta keinginan dilibatkan dalam program pemerintah.
“Setiap saat bisa (ketemu, red). Hanya saya pun tidak bisa atur waktu,” aku ASR yang mengatakan kesibukan sebagai 01 menjadi alasan dirinya urung membuka ruang silaturahmi rutin dengan mahasiswa maupun tokoh pemuda.
“Kamu kan sering minta dan saya kasih. Kini giliran saya meminta, jaga kondisi STQH. Jangan ganggu, jaga kondisi kantibmas,” pesan ASR di akhir pertemuan. Adm