BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Disperindag Susun Plan Bina UMKM Pengrajin Nentu di Muna

×

Disperindag Susun Plan Bina UMKM Pengrajin Nentu di Muna

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI — Anyaman nentu makin menguatkan posisinya sebagai produk kerajinan unggulan Sulawesi Tenggara (Sultra). Produk nentu telah dipamerkan dalam sejumlah event nasional seperti Pameran Ekonomi Kreatif dalam rangkaian Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Produk Hukum Daerah (PHD) 2025 yang digelar di Kota Kendari, pada Agustus lalu.

Terbaru, produk anyaman nentu kembali mejeng di booth pameran Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional 2025, yang berlangsung mulai 9- 19 Oktober 2025 di lapangan Eks MTQ Kendari. Keunikan dan daya tahan produk menjadikan nentu sebagai salah satu hasil kerajinan yang paling banyak dilirik pengunjung.

Melihat tingginya antusiasme selama pameran, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra berencana memperkuat pembinaan jangka panjang terhadap pengrajin nentu, khususnya di Desa Lohia, Kabupaten Muna.

Kepala Disperindag Sultra, Rony Yakub Laute mengatakan, produk nentu menjadi salah satu daya tarik utama selama STQH berlangsung. Selain karena tampilannya yang unik, banyak pengunjung luar daerah yang terkesan dengan keawetan bahan dasar anyaman tersebut.

Baca Juga :  ASR Terbitkan Surat Edaran Menyusul Marak Kasus Keracunan MBG, Siswa Bisa Ngadu ke Layanan Hotline

“Setiap hari ada transaksi. Pengunjung berputar-putar dan selalu berhenti di bagian nentu. Bahkan yang paling banyak membeli adalah tamu-tamu dari luar Sultra dan pemerintah pusat,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

Nentu, kata Rony, terbuat dari serat alami anggrek hutan yang hanya tumbuh di wilayah tertentu di Sultra dan dikenal kuat serta tidak mudah rusak. Tumbuhan yang banyak dijumpai di Pulau Muna ini memiliki serat yang kuat dan biasanya dipakai sebagai tali pengikat.

Karena potensi itu, Rony Yakub berencana membentuk kelompok-kelompok pengrajin nentu secara terstruktur. Saat ini, kelompok terbesar berada di Desa Lohia yang telah masuk program “One Village One Product (OVOP)” dan mendapat predikat bintang tiga, kategori produk binaan kabupaten dan provinsi.

Baca Juga :  Sah! Bahlil Resmi Lantik Laode Sulaeman Jadi Dirjen Migas ESDM

Pengembangan ini, kata Rony Yakub bertujuan untuk meningkatkan status pengrajin menjadi binaan nasional. Targetnya ke depan adalah mendorong para perajin nentu mencapai bintang lima, yang artinya masuk binaan pemerintah pusat.

“Sekarang kita ingin membina kelompok dengan skala 10 sampai 20 orang. Nentu dari Lohia ini sudah masuk OVOP dan kategori bintang tiga,” jelasnya.

Meski begitu, Rony menyoroti bahwa di luar Lohia, para pengrajin nentu masih tersebar dan belum terkonsolidasi dalam satu kawasan produksi. Hal itu, lanjutnya, menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembinaan dan penguatan branding produk.

“Khusus nentu di Kendari belum bisa masuk kategori bintang karena belum berada di satu desa produksi. Ini yang akan kita benahi,” tambahnya.

Untuk mendukung ekspansi ini, Disperindag menggandeng Bank Indonesia Sultra yang telah memberikan fasilitas berupa 50 tenant kepada pelaku UMKM selama STQH. Selain menjadi ajang promosi, pameran ini juga menjadi titik awal pemetaan potensi kerajinan unggulan daerah untuk program pemberdayaan lanjutan.

Baca Juga :  Progress 80 Persen, Pemprov Sultra Gelontorkan Rp6 Miliar Rehabilitasi Kawasan Eks MTQ

Salah satu pengrajin yang tampil menonjol adalah Sarlin, pemilik Nentu Hati Mulia dari Muna. Usahanya yang telah dirintis sejak 2013 ini menghadirkan berbagai produk yang semuanya dibuat dari nentu.

Produk Sarlin laris selama pameran dan dibeli oleh pengunjung dari berbagai daerah. Sejumlah produk yang laku, kata Sarlin seperti tas, tatakan piring dan gelas, serta gantungan kunci.

“Yang paling laku tutupan makanan, sajian baki. Karena mereka tahu nentu ini tidak busuk dan tahan lama,” ungkapnya.

Dengan pembinaan yang lebih intensif dan dukungan lintas sektor, Rony Yakub optimistis anyaman nentu bisa menjadi ikon kerajinan Sultra yang tidak hanya dikenal nasional, tapi juga siap masuk pasar ekspor. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x