LAJUR.CO, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat capaian positif dalam realisasi investasi sepanjang tahun 2025. Hingga triwulan III, total investasi yang masuk telah menembus angka Rp20 triliun lebih atau sekitar 150 persen dari target awal yang ditetapkan sebesar Rp13 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra, Parinringi, menyebut capaian tersebut sebagai hasil dari berbagai upaya strategis pemerintah provinsi, termasuk pelaksanaan “Sultra Investment Summit” yang menghadirkan investor dalam dan luar negeri.
Sultra Investment Summit 2025 yang digelar di salah satu hotel di Kendari pada Selasa (24/6/2025) dihadiri sekitar 250 peserta, terdiri dari sejumlah investor baik dari industri tambang maupun non-tambang, termasuk investor lokal dan asing.
Pada triwulan I tahun 2025, DPMPTSP mencatat realisasi investasi baru mencapai Rp4,46 triliun, atau 34 persen dari total target tahunan yang ditetapkan sebesar Rp13,28 triliun.
“Alhamdulillah sampai dengan triwulan ketiga ini, dengan target Rp13 triliun, kita sudah tembus di angka Rp20 sekian triliun atau 150-an persen lebih. Ini membuktikan keseriusan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra dalam mendukung program Asta Cita Presiden RI, terutama di bidang hilirisasi,” ujar Parinringi saat diwawancarai, Senin (20/10/2025).
Hilirisasi, kata Parinringi menjadi program prioritas yang terus didorong oleh Pemprov Sultra. Sejumlah proyek strategis nasional (PSN) yang tersebar di berbagai daerah turut menyumbang realisasi investasi signifikan, terutama yang telah masuk tahap produksi seperti Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan Obsidian Stainless Steel (OSS) di Konawe, serta PT Ceria di Kolaka.
Parinringi menambahkan, investasi yang masuk tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah, melainkan juga membuka lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal.
“Industri PT Ceria ini misalnya, adalah industri anak bangsa yang disebut smelter merah putih. Keberadaan industri seperti ini tentu membawa multiplayer effect dan menyerap banyak tenaga kerja lokal,” lanjutnya.
Pertumbuhan investasi yang signifikan ini juga disebut Parinringi, berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Sultra yang tercatat mencapai rata-rata 5 persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemerintah Provinsi Sultra, lanjutnya, berkomitmen untuk terus memfasilitasi dan mengawal proses realisasi investasi, sekaligus mempercepat pengembangan PSN yang masih dalam tahap konstruksi, seperti kawasan industri PT IPIP dan PT Vale. Red