LAJUR.CO, KENDARI – Program Bank Sampah Fakultas Ilmu Sosil dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas HaluOleo (UHO) resmi mendapat dukungan penuh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dukungan tersebut disampaikan langsung Deputi Kepala Wilayah BEI Sultra, Ricky, saat menjadi narasumber dalam seminar bertema “Mengubah Sampah Menjadi Uang” yang sekaligus menjadi momentum launching bank sampah yang berlangsung di Aula Bahtiar FISIP UHO, (20/11/2025).
Ricky, mengungkapkan program bank sampah ini hadir sebagai inovasi yang tidak hanya menekankan nilai ekonomi dari sampah, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk mengelola hasilnya secara bijak.
“Setiap sampah yang dikumpulkan di FISIP ini bisa menjadi uang, dan kami harapkan uang ini tidak habis untuk sesuatu yang konsumtif, tapi bisa dikelola. Contohnya melalui rekening investasi di Bursa Efek Indonesia,” ucap Ricky.
Menurutnya, mahasiswa maupun dosen yang memperoleh keuntungan dari bank sampah dapat menempatkannya di berbagai instrumen investasi seperti saham, reksadana, hingga obligasi pemerintah.
BEI juga memperkenalkan sejumlah instrumen investasi ramah lingkungan seperti saham dan reksadana berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dinilai sejalan dengan konsep keberlanjutan dari program bank sampah.
“Kami mendorong produk investasi yang mendukung lingkungan hidup supaya kebaikan ini makin lama makin besar,” tutur Ricky.
Peluncuran program bank sampah ini merupakan bagian dari inisiatif Galeri Investasi FISIP UHO, yang merupakan wadah resmi hasil kerja sama antara Bursa Efek Indonesia, FISIP UHO, dan anggota bursa MNC Sekuritas.
Dimana saat ini, sudah terdapat 19 galeri investasi yang tersebar di Bumi Anoa untuk mengedukasi mahasiswa agar terhindar dari praktik investasi bodong dan mampu membangun masa depan finansial yang lebih baik.
“Kami akan selalu mendukung, apalagi terkait literasi keuangan dan lain-lain,” kata Ricky.
Ricky berharap program ini tidak hanya berhenti pada aktivitas menukar sampah menjadi uang.
“Tidak hanya membawa sampah plastik menjadi uang, tapi uang itu dikelola lagi dalam instrumen investasi. Jadi dari sampah jadi uang, dari uang jadi investasi. Dampaknya jangka panjang dan bermanfaat untuk masa depan,” ujar Ricky.
Laporan : Ika Astuti



