BERITA TERKINIHEADLINE

Hampir 90 Persen Pelajar Terpapar Kekerasan Berasal dari Keluarga Tidak Harmonis

×

Hampir 90 Persen Pelajar Terpapar Kekerasan Berasal dari Keluarga Tidak Harmonis

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Hampir 90 persen anak di bawah umur yang terlibat berbagai bentuk kasus kekerasan berasal dari keluarga bermasalah. Fakta ini diungkapkan Kasatgaswil Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Mas Jaya, saat menghadiri upacara Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di SMA Negeri 2 Kendari, Selasa (25/11/2025).

Kombes Pol Mas Jaya mengungkapkan sebagian besar anak-anak yang sempat ditangani Densus 88 berasal dari latar belakang keluarga tidak harmonis atau broken home.

Kondisi tersebut, katanya, membuat anak rentan terpengaruh hal negatif, terutama di era digital yang sarat konten kekerasan.

“Rata-rata hampir 90 persen anak yang terlibat kasus berasal dari keluarga bermasalah atau orang tuanya pisah. Ini sangat memengaruhi kondisi mental mereka,” ucap Kombes Pol Mas Jaya.

Baca Juga :  Andi Sumangerukka Janji Cabut Aduan Polisi Mahasiswa Sultra di Jakarta

Ia memaparkan bahwa ratusan kasus melibatkan anak SMP dan SMA, termasuk beberapa di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). Banyak dari mereka diketahui mengakses konten ekstrem melalui gawai tanpa sepengetahuan orang tua.

Bahkan, beberapa kasus ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan langsung terhadap telepon genggam siswa.

“Ketika orang tuanya dikasih penjelasan baru sadar, ternyata anaknya sudah terpapar konten-konten berbahaya,” tutur Kombes Pol Mas Jaya.

Kasatgaswil juga menyinggung sejumlah kasus nasional yang menggambarkan betapa rentannya anak-anak. Salah satunya peristiwa ledakan di SMA 72 Jakarta, yang dilakukan pelajar berusia sangat muda. Ia juga turut menyoroti kasus pembunuhan oleh siswa SMP di Sumatera, yang menunjukkan semakin labilnya kondisi mental remaja saat ini.

Baca Juga :  Jangan Lewatkan! Pemeriksaan Kesehatan & Sunatan Massal Gratis di Poltekkes Kendari 10-11 November 2025

Menurutnya, pengaruh media sosial, game online, dan kurangnya perhatian keluarga menjadi pemicu utama. Karena itu, dirinya menegaskan pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua untuk memantau perkembangan anak.

“Antara guru dan orang tua harus betul-betul memperkuat komunikasi. Guru tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik,” ungkap Kombes Pol Mas Jaya.

Mas Jaya juga mengajak sekolah membentuk pola komunikasi rutin antara wali kelas, orang tua, dan siswa, minimal satu kali sebulan. Dimana dirinya menyebut langkah ini penting untuk mendeteksi perubahan perilaku sejak dini.

Lebih jauh, Densus 88 telah berkoordinasi dengan berbagai kementerian, termasuk Kominfo, Kemendikbud, dan Kementerian Agama dalam upaya pencegahan kekerasan di kalangan pelajar.

Baca Juga :  WhatsApp Bakal Terapkan Kuota Bulanan, Cegah Chat Spam Masuk

Densus 88 menegaskan bahwa negara hadir untuk melindungi generasi muda. Mas Jaya mengungkapkan pihaknya bersama Dinas Pendidikan dan berbagai kementerian tengah merancang program pencegahan yang akan diperkuat pada 2026.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan komitmen Densus 88 untuk melakukan edukasi langsung ke sekolah-sekolah sebagai bagian dari pencegahan.

“Kami ingin masuk ke sekolah, memberikan pemahaman, karena generasi SMP dan SMA ini paling labil. Kami akan melakukan komunikasi atau koordinasi terutama masalah etika dan moral, karna sebagian siswa ini umur-umur labil,” ujar Kombes Pol Mas Jaya.

Laporan : Ika Astuti

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x