LAJUR.CO, KENDARI – Di tengah meningkatnya berbagai kasus kekerasan antar pelajar, SMA Negeri 2 Kendari mengambil langkah konkret dengan melaunching program Sekolah Ramah Anak bersamaan dengan pelaksanaan Upacara Hari Guru Nasional (HGN) 2025, Selasa (25/11/2025).
Program ini menjadi komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan yang aman, humanis, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Kepala SMA Negeri 2 Kendari, Nur Aida, menjelaskan peluncuran Sekolah Ramah Anak merupakan bentuk perlindungan mendalam terhadap peserta didik sekaligus respons terhadap maraknya kekerasan yang melibatkan pelajar akhir-akhir ini.
“Kita guru ini tidak berarti apa-apa kalau tidak bermakna bagi siswa. Makanya di Hari Guru ini kami langsung launching Sekolah Ramah Anak sebagai wujud komitmen melawan berbagai bentuk kekerasan yang terjadi di luar sana,” ucap Nur Aida.
Nur Aida memaparkan bahwa SMA Negeri 2 Kendari telah menyiapkan sejumlah indikator penerapan Sekolah Ramah Anak, mulai dari kebijakan kepala sekolah, kurikulum yang ramah anak, hingga pembinaan yang humanis.
Salah satu perubahan besar adalah penghapusan sanksi dalam tata tertib siswa.
“Hari ini tidak ada lagi sanksi, yang ada hanya konsekuensi. Misalnya terlambat 5 poin, tidak hadir 10 poin, lompat pagar 50 poin, perkelahian 75 poin. Jika satu semester mencapai 100 poin, siswa dikembalikan kepada orang tua,” ujar Nur Aida.
Meski demikian, ia tegaskan tujuan utamanya adalah tidak ada siswa yang sampai dikeluarkan, karena setiap pelanggaran diikuti proses pembinaan bertahap.
Kepala Sekolah SMAN 2 Kendari ini juga mengatakan komitmen guru juga diperkuat melalui penggunaan bahasa yang tidak mengintimidasi serta pembiasaan pola komunikasi yang ramah anak.
“Ini kita rapatkan bersama guru hingga berkali-kali hanya untuk ini,” kata Nur Aida.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, Prof. Dr. Aris Badara, yang hadir sebagai pembina upacara, menyatakan launching Sekolah Ramah Anak merupakan bagian dari penguatan mutu pendidikan di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Peluncuran program ini resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Kepala Dikbud Sultra, sebagai tanda dimulainya implementasi Sekolah Ramah Anak di SMA Negeri 2 Kendari.
Usai pemukulan gong, Aris Badara juga menandatangani komitmen deklarasi sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam meminimalisir intoleransi, radikalisme, bullying, dan kekerasan di sekolah.
“Tanda tangan itu bukti dukungan pemerintah untuk meminimalisir intoleransi, kekerasan, dan bully di sekolah,” ungkap Aris Badara.
Isi dari Deklarasi Sekolah Ramah Anak terdiri dari lima komitmen utama:
1. Meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak terpuji.
2. Mewujudkan sekolah aman, bersih, sehat, hijau, inklusif, dan nyaman bagi perkembangan peserta didik.
3. Menciptakan sekolah bebas vandalisme serta kekerasan fisik maupun non fisik.
4. Menciptakan sekolah bebas asap rokok, miras, napza, pornografi, dan pornoaksi.
5. Membangun suasana sekolah sebagai komunitas pembelajaran yang menyenangkan dan menggembirakan.
Deklarasi tersebut menjadi landasan sikap sekolah dalam memperkuat perlindungan anak serta memastikan bahwa setiap peserta didik aman secara fisik maupun psikologis.
Sementara itu, SMA Negeri 2 Kendari juga terus meningkatkan fasilitas penunjang kenyamanan belajar, mulai dari area duduk, ruang terbuka, hingga rencana pembangunan gazebo tambahan.
“Mereka harus nyaman di sekolah,” kata Nur Aida.
Laporan : Ika Astuti



