LAJUR.CO, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tercatat sebagai daerah dengan luasan mangrove terbesar di Pulau Sulawesi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Sultra memiliki lahan mangrove seluas 65.141 hektare.
Angka tersebut menjadikan Sultra sebagai penyumbang kawasan mangrove eksisting tertinggi di antara enam provinsi di Sulawesi. Dominasi Sultra dalam luasan mangrove ini menegaskan peran strategisnya dalam menjaga ekosistem pesisir Sulawesi.
Secara keseluruhan, luas habitat mangrove di Pulau Sulawesi pada tahun 2024 dirilis BPS Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai 138.480 hektare.
Sebaran mangrove lainnya terdapat di Sulawesi Tengah (Sulteng) seluas 38.064 hektare, Sulawesi Utara (Sulut) 12.014 hektare, Sulawesi Selatan (Sulsel) 10.800 hektare, Gorontalo 8.970 hektare, serta Sulawesi Barat (Sulbar) 3.491 hektare.
Besarnya luasan mangrove di Sultra tidak terlepas dari keberadaan sejumlah kawasan konservasi. Salah satunya adalah hutan mangrove di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai yang memiliki luas sekitar 6.700 hektare.

Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menjadi salah satu penyangga utama ekosistem pesisir sekaligus habitat penting bagi berbagai jenis flora dan fauna endemik Sulawesi.
Mangrove memiliki fungsi vital sebagai benteng alami pantai dari abrasi dan gelombang badai, karena mampu meredam energi destruktif gelombang laut sebelum mencapai daratan.
Selain melindungi wilayah pesisir, mangrove juga berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim melalui kemampuannya menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar.
Secara nasional, provinsi dengan tutupan mangrove terluas masih dipegang Papua Selatan, yang mencakup sekitar 45,7 persen dari total mangrove nasional atau sekitar 624 ribu hektare pada tahun 2024.
Meski demikian, di tingkat regional Sulawesi, Sultra menempati posisi terdepan sebagai provinsi dengan kawasan mangrove terluas. Dengan begitu, Sultra memiliki potensi besar sebagai daerah penyangga ekosistem pesisir sekaligus kontributor penting dalam upaya pengendalian dampak perubahan iklim. Red



