LAJUR.CO, KENDARI – Warga negara Cina mendominasi hingga 99 persen dari total Warga Negara Asing (WNA) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Kepala Kanwil Kemenkumham Sultra, Silvester Sili Laba mencatat WNA di Sultra kini mencapai 3.062 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 3.033 orang merupakan warga negara Cina atau berkisar 99 persen.
Selebihnya, 29 WNA berasal dari Thailand, Filipina, dan India. Keseluruhan warga Tiongkok dilaporkan bekerja di lokasi tambang Morosi sejak tahun 2014 silam dengan status Tenaga Kerja Asing (TKA).
Data sebaran WNA ini disampaikan Kanwil Kemenkumham saat gelaran Rapat Koordinasi (Rakor) Tim PORA yang digelar oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Provinsi Sultra, Selasa (23/3/2021).
Melihat tingginya angka WNA di Sultra terutama di lokasi tambang Morosi, Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tenggara Lukman Abunawas mewanti Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA) turun ke lapangan melakukan pengawasan terhadap keberadaan dan aktifitas orang asing di Sultra. Terutama mereka yang bekerja di lokasi tambang nikel di Morosi, Kabupaten Konawe.
Sembilan tahun berkecimpung dalam pemerintahan provinsi (saat menjadi sekretaris daerah hingga wagub), baru kali ini Lukman mengetahui ada tim yang dibentuk khusus mengawasi orang asing. Inilah mengapa keberadaan Tim PORA di Sultra mesti dimaksimalkan.
Apalagi investasi asing di Sultra tidak hanya memiliki dampak negatif. Ada imbas-imbas negatif yang patut diwaspadai.
“Salah satu contohnya adalah perbedaan kultur, agama, dan adat istiadat antara orang Cina dengan warga setempat yang mayoritas Tolaki di lokasi itu. Ketika mereka datang, masyarakat setempat kaget dengan perilaku mereka,” ujar Lukman. Adm