LAJUR.CO, KENDARI – Nasib seekor lumba-lumba yang terdampar di Teluk Kendari, Jumat (4/2/2022), berakhir tragis. Berjam-jam mamalia laut itu terjebak diantara rimbun mangrove Teluk Kendari sebelum akhirnya mati saat dievakuasi oleh petugas Dinas Pemadan Kebakaran (Damkar) Kota Kendari.
Lumba-lumba yang terdampar diperkirakan memiliki panjang 2,5 meter dan berat 300 kilogram ditemukan terdampar sejak Kamis (3/2/2022).
Dinas Kebakaran Kota Kendari yang membantu proses lepas liar lumba-lumba hidung botol mendapatkan informasi adanya seekor hewan bernama Latin Tursiops truncatus terdampar di wilayah pesisir Kota Kendari dari warga setempat.
Dikutip dari laman Kendarikota.go.id, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kendari kemudian menurunkan enam pasukan penyelamatan lumba-lumba di Kali Wanggu, Jalan Brigjen M Yones, Kelurahan Bende Kecamatan, Kadia Sulawesi Tenggara, Jumat (4/2/2022).
Saat tiba di lokasi kejadian pada pukul 09.00 Wita, terlihat seekor lumba-lumba terdampar di sungai tidak jauh dari bibir pantai Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia.
Kepala Bidang Penyelamatan Dinas Kebakaran Kota Kendari Muhdar SH mengatakan, mamalia laut itu pertama kali ditemukan warga pada Kamis (3/2/ 2022) sore.
Hingga Jumat (4/2/ 2022) pagi, lumba-lumba masih ada di sungai tersebut sehingga warga meminta bantaun Dinas Damkar Kota Kendari mengembalikan mamalia itu ke habitat aslinya.
Menggunakan satu unit kapal, Jumat siang, Damkar bergerak mengevakuasi lumba-lumba ke perairan yang lebih dalam.
Hingga pada pukul 10.30 Wita, Petugas Penyelamatan Dinas Kebakaran Kota Kendari melakukan evakuasi. Sayang,nafas lumba-lumba tersebut melemah. Saat evakuasi berlangsung, mamalia ini mati
Penyebab ikan lumba-lumba tersebut terdampar, akibat air Teluk Kendari yang keruh. Kondisi ini membuat lumba-lumba tersebut tidak dapat melihat arah renangnya. Selain itu, adanya gesekan tiram di kayu mangrove saat terdampar di pantai dan terbawa arus, membuat ikan lumba-lumba tersebut sulit keluar dari area tersebut.
Kepala Dinas Kebakaran Kota Kendari, Drs. Junaidin Umar, bersama Balai Pengelolaan Sumber Daya pesisir dan Laut (BPSPL) memutuskan mengevakuasi jasad ikan lumba-lumba tersebut lalu dikubur di samping Poskotik Benua-benua. Sebelum dikubur, BPSPL sempat mengambil sampel ikan lumba-lumba untuk bahan penelitian. Adm