LAJUR.CO KENDARI – Program Bazar Pangan Murah (BPM) diinisiasi Pemerintah Kota Kendari bekerjasama dengan Bulog Sultra dan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali digelar, Selasa (8/11/2022). BPM yang menyediakan aneka produk sembako kali ini menyasar warga Kecamatan Puuwatu.
Sejumlah bahan pokok dijual dengan harga murah. Produk beras misalkan harganya disubsidi sebesar Rp1000 perkilogram dari harga normal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Ketahanan Kota Kendari Hasria mengatakan sebelumnya BPM digelar di MTQ Kendari. Hari ini program serupa dipusatkan di Kantor Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari.
Selanjutnya, program BPM akan dilaksanakan bergilir pada ada 22 titik kecamatan dan kelurahan berbeda di Kota Kendari. BPM, kata dia, bertujuan menekan laju inflasi, menjamin ketersediaan stok sembako serta menstabilkan harga bahan pokok yang melambung tinggi akibat kenaikan bahan bakar minyak.
“Sampai saat ini ketersediaan pangan Kota Kendari masih mencukupi untuk tiga minggu kedepan semoga harga pun tidak melonjak naik. Pada tahun 2023 diprediksi akan terjadi resesi maka pemerintah Kota Kendari fokus laju inflasi tidak begitu tinggi,” jelas Hasria disela membuka program BPM di Kantor Camat Puuwatu.
Selama BPM berlangsung, Perum Bulog Sultra mendistribusikan sekitar 88 ton stok beras. Beberapa bahan pokok yang disediakan BUMN tersebut untuk mendukung pelaksanaan BPM yakni yakni produk minyak goreng, bawang, gula dan telur.
“Kegiatan ini akan berlangsung sampe bulan Desember. Melihat pemicu inflasi yang paling dominan adalah beras, kami dari pihak Bulog akan tetap menjaga stok beras dalam menghadapi isu krisis tahun depan,” ujar Kepala Perum Bulog Sultra Siti Mardati Saing yang turut hadir dalam even BPM di Kantor Camat Puuwatu.
Ia mengatakan sejauh ini stok ketersediaan beras di Perum Bulog Sultra mencapai 6 ribu ton. Jumlah ini masih sangat memadai untuk mengcover kebutuhan masyarakat Sultra.
“Walaupun terkendala dengan harga beras yang cukup tinggi baik di tempat produksi, namun Bulog tetap membeli dengan harga pasar, tidak mengacu lagi ke harga pemerintah,” jelas mantan Kasubdivre Bulog Konawe itu.
LAPORAN : NOVITA