LAJUR.CO, KENDARI – Produk unggulan dari Buton Utara (Butur) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berupa komoditi jagung dan rumput laut berhaskl menembus pasar ekspor manca negara. Dua negara yakni China dan Malaysia menjadi sasaran pasar dua komoditi unggulan Kabupaten Butur tersebut.
Kamis (10/8/2023), Gubernur Sulawesi Sultra Ali Mazi bersama Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah, Tertinggal dan Transmigrasi (Wamende PDTT) Republik Indonesia (RI) Prof Paiman Raharjo secara resmi melepas ekspor produk unggulan Butur tersebut ke negara Malaysia dan China di Perindo Terminal Petikemas Pelabuhan Kendari New Port, Kendari, Sultra.
Total jagung pipil kering yang dikirim ke Malaysia sebanyak 200 ton senilai Rp1 miliar. Sementara komoditi rumput laut yang diekspor ke negara China mencapai 100 ton dengan nilai senilai mencapai Rp2,5 miliar.
Komoditi jagung dan rumput laut yang diekspor ke luar negeri dihasilkan petani Butur lewat program kemitraan dengan PT Astra Internasional Tbk dan PT Agretail. Kedua perusahaan ini membantu petani dalam proses budidaya hingga bisa menghasilkan produk yang memenuhi standar ekspor.
Ali Mazi secara khusus menyampaikan terimakasih kepada PT Astra Internasional Tbk dan PT Agretail yang telah melakukan pendampingan kepada petani di Kabupaten Butur melalui program desa sejahtera Astra dan PT Agretail. Alhasil, petani lokal kini dapat mengembangkan produknya hingga melakukan kegiatan ekspor.
“Semoga kita dapat terus berkolaborasi dan harmonisasi program atau kebijakan yang efektif serta produktif, demi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional agar lebih maju, mandiri dan berdaya saing secara berkelanjutan,” ujar Ali Mazi.
Hal sama disampaikan Bupati Butur melalui Wakil Bupati Butur Ahali. Ia mengatakan PT Astra telah melakukan pendampingan kepada 5 desa di Butur melalui program Desa Sejahtera Astra.
“Pemda Butur mengapresiasi pihak yang telah berkontribusi dalam upaya membangun desa di sini. Langkah ini secara tidak langsung akan memberikan dampak positif kepada daerah dan masyarakat Butur. Program yang berjalan saat ini merupakan salah satu goal Pemda Butur, yang berfokus pada 3 hal utama yakni perbaikan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan ekonomi,” jelas Ahali.
Ia mengatakan potensi pertanian jagung kuning di daerahnya mencapai 30 ribu hektar.
“Dengan adanya potensi yang cukup besar, maka kami menetapkan Peraturan Bupati Nomor 18 tahun 2022 tentang gerakan semesta tanam jagung,” katanya.
Pemerintah juga mendukung penyediaan benih sebanyak 13 ton dan pupuk organik sebanyak 5000 liter melalui APBD-P tahun anggaran 2022.
“Tanaman jagung kuning menjadi komoditas unggulan dan andalan di Buton Utara. Adapun luas tanam jagung kuning saat ini di Kabupaten Butur mencapai 570 hektar yang tersebar di 6 kecamatan dengan melibatkan 600 petani di Kabupaten Butur,” jelasnya.
Kendala yang dihadapi petani saat ini lebih ke produktivitas jagung kuning yang masih rendah, mencapai rata-rata 3 ton per hektar. Angka ini jauh dari rata-rata produksi jagung secara nasional berada dikisaran 7,2 ton per hektar.
Lebih jauh, Head of Environtmentand Social Responsibility Division Astra Dian Suran Febrianti menyampaikan terima kasih atas kolaborasi yang terjalin antara Kementerian Desa RI, Pemerintah Provinsi Sultra dan Kabupaten Buton Utara.
“Salah satu program perdana kita mengekspor dari Provinsi Sultra dari Buton Utara. Sampai dengan saat ini Kementerian Desa dan beberapa Kementerian terkait RI, Astra sudah melakukan pembinaan desa Astra Tahun 2018 sudah terbentuk Komunitas 1.600 desa binaan Astra di seluruh Indonesia, dimana 373 desa saat ini sudah memiliki produk ekspor bersama Astra dengan valuasi Rp255 miliar sejak 2019,” urai Dian.
Khusus tahun 2023 ini, Astra mencatat total Rp1.800 miliar nominal ekspor di Indonesia ke berbagai negara tetangga.
“Kami berharap akan terus bergulir dengan dukungan penuh kementerian desa, provinsi dan kabupaten untuk mengangkat produk-produk unggulan dari kawasan pedesaan untuk bisa global,” ungkapnya.
Sementara itu, Wamen PDTT RI mengatakan desa harus didorong tidak hanya hanya menjual bahan baku komoditas saja. Namun harus ada peningkatan nilai tambah.
Hal ini sejalan dengan Presiden Jokowi dalam acara peluncuran sertifikat hukum badan usaha milik desa atau BUM desa dan peresmian pembukaan rapat kordinasi nasional BUMDesa pada Desember 2021.
“Beliau menginginkan produk yang dihasilkan masyarakat desa tidak hanya di pasar domestik melainkan dapat masuk pasar ekspor dalam konteks ini BUM desa dapat menjadi salah satu pelakunya atau sebagai koordinator produk unggulan di pedesaan. Kementerian desa pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi mendukung desa-desa yang berinisiatif sebagai spektrum pertumbuhan ekonomi khususnya pada kegiatan pengembangan dan irigasi pada peningkatan nilai tambah produk unggulan desa, dalam pelaksanaan kegiatan produk unggulan tersebut,” jelas Prof Paiman.
Pemerintah lewat Kementerian PDTT turut menyampaikan terimakasih kepada pemda dan PT. Astra yang telah membina dan juga mengembangkan potensi potensi UMKM lokal.
Sejalan dengan itu, mengatakan potensi komoditi pertanian di Sultra sangat besar, baik sub sektor tanaman pangan, tanaman perkebunan maupun holtikultura. Hampir separuh penduduk Provinsi Sultra memiliki mata pencaharian di sektor pertanian.
“Untuk itu, pemerintah daerah di Sultra terus berupaya mendorong peningkatan kesejahteraan petani, salah satunya melalui kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor sangat penting peranannya sebagai salah satu variabel injeksi pertumbuhan ekonomi nasional dan negara. Bahwa kegiatan ekspor suatu daerah dan negara meningkat, maka perekonomian daerah dan negara akan lebih meningkat karena adanya proses multiplier efek dalam kegiatan perekonomian,” jelasnya.
“Kegiatan pelepasan ekspor produk unggulan Buton Utara yang kita laksanakan hari ini, merupakan suatu pencapaian karna berdampak pada roda perekonomian bagi daerah pengekspor dan daerah lainnya,” pungkas Ali Mazi saat seremonial pelepasan ekspor jagung dan rumput laut. Adm