BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Ragam Motif Tenun Khas Sultra Mejeng di Pameran Kriyanusa Jakarta, Ada Kalosara dan Bhia Lawa

×

Ragam Motif Tenun Khas Sultra Mejeng di Pameran Kriyanusa Jakarta, Ada Kalosara dan Bhia Lawa

Sebarkan artikel ini
Motif tenun "Kalosara" dan "Bhia Lawa" tampil di Pameran Kriyanusa Jakarta, Kamis, (14/9/2023).

LAJUR.CO, JAKARTA – Ragam motif kain tenun khas Sulawesi Tenggara (Sultra) ditampilkan dalam Pameran Kriyanusa, yang digelar mulai 13 – 17 September di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Pameran kerajinan Nusantara tahun 2023 ini merupakan upaya Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) mengembangkan kapasitas pelaku usaha kriya.

Booth Dekranasda Sultra sendiri dipadati dengan sejumlah hasil kerajinan baik kain tenun aneka motif, dan kerajinan perak. Kain tenun yang dipamerkan pun membawa keunikan dari masing-masing kabupaten/kota di Sultra.

Dekranasda Kabupaten Konawe Selatan memperkenalkan motif “Kalosara”, sebagai adat suku Tolaki. Seorang pengrajin motif “Kalosara”, Firsan menjelaskan arti dari gambar yang diaplikasikan pada tenunannya.

Baca Juga :  Cerita MUA Asal Sultra Bennu Sorumba, Dandani Iriana Jokowi Momen HUT RI ke 78 di Istana Negara

“Jadi di motif Kalosara ini, ada kepala Jonga dan daun sagu. Menurut nenek moyang kita orang Tolaki, ‘Kalo’ itu mempersatukan semua adat suku, tidak pandang bulu,” jelas Firsan kepada awak Lajur.co, Kamis (15/9/2023).

Motif ini memiliki filosofi dan makna mendalam terkait banyaknya suku yang mendiami wilayah dengan julukan “Bumi Anoa”. Semua detail motif menjadi gambaran sumber daya dan budaya khas Sultra.

“Dulu orang tua kita mayoritas makanannya sagu. Makanya kita ambil simpelnya yaitu daun sagunya. Kalau Jonga, ini menandakan bahwa dulu hutan kita itu dipenuhi dengan Jonga. Ciri khasnya Sultra khusus dari Konawe Selatan,” sambungnya.

Baca Juga :  Sekda Sultra Hadiri Penyerahan Lulusan IPDN Angkatan XXX di Jakarta

Selain itu ada pula motif hasil karya terbaru diperkenalkan Dekranasda Kota Baubau. Salah satu motif hasil lomba mendesain motif tenun dipajang mewarnai booth pameran.

Adalah motif “Bhia Lawa” yang menggambarkan gerbang atau pintu masuk keraton Buton. Corak “Lawa” pada kain tersebut merupakan satu diantara motif lainnya yang telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Baca Juga :  Produk Tabungan Simpel Bank Sultra Jadi Primadona Kalangan Pelajar

“Namanya ‘Bhia Lawa’, juara 1 lomba mendesain motif tenun tingkat umum dan masyarakat. ‘Lawa’ artinya pintu gerbang di benteng keraton, jadi motifnya itu gambar gerbang di keraton. Ini salah satu motif yang dikembangkan secara komunal,” jelas Wakil Sekretaris Dekranasda Kota Baubau, Yanti.

Kata “Lawa” memiliki arti sebuah gerbang membatasi antar lingkungan di luar dan di dalam keraton, dan menjadi batas antar lingkungan yang sudah dibagi-bagi dalam wilayah Kesultanan Buton.

Kegiatan tahunan Dekranas ini diikuti 307 stand pameran dari Dekranasda Provinsi, kabupaten/kota, kementerian serta lembaga. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x