LAJUR.CO, KENDARI – Rencana kembali aktifnya aktivitas penerbangan di Bandara Udara Matahora, Kabupaten Wakatobi hingga kini belum terealisasi. Sebelumnya, pesawat Citilink Indonesia yang dioperasikan PT Eshal Wakatobi Global (EWG) digadang akan mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei 2024.
Komisaris PT EWG, Anggoro Tamburaka mengatakan pihaknya masih terus menunggu respon Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi soal rencana pengaktifan kembali penerbangan di Matahora. Hal ini disampaikan Anggoro Tamburaka di acara Maimo Cinta Rupiah digelar Bank Indonesia Perwakilan Sultra di Mall The Park Kendari, Jumat (7/6/2024).
“Sudah ada kesepakatan dengan penyedia armada penerbangan. Saat ini masih sepihak antara PT.EWG dan PT.Citilink Indonesia selaku penyedia, sedangkan PT.EWG dengan pihak Pemda belum ada kejelasan pasti,” ujar Anggoro Tamburaka.
Pada momen Maimo Cinta Rupiah itu, PT EWG secara perdana mengadakan launching website resminya yakni www.ewgaircharter.com. Booth PT EWG tampak ramai oleh para pengunjung seperti Sekda Kota Kendari, Komandan Angkatan Laut, Danlanud, Ketua OJK Sultra, Kadin Sultra, Angkasa Pura Logistik, Asperindo, dan Anggota DPR RI Bahtra Banong.
“Seharusnya kedua belah pihak harus sudah bersama untuk menandatangani kontrak tertulis guna percepatan sinergi jalannya penerbangan yang telah dijadwalkan,” tambah Anggoro Tamburaka.
Kolaborasi PT EWG dan Wakatobi Dive Trip turut berpartisipasi dalam acara Maimo Cinta Rupiah itu juga dihadiri Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud. Saat dikonfirmasi secara terpisah, Ilmiati Daud menyebut rencana pengaktifan maskapai penerbangan di Matahora tengah menunggu tahap finalisasi.
“Saat ini tinggal tunggu hasil audit inspektorat untuk finalisasinya,” singkatnya dihubungi awak Lajur.co, Sabtu (8/6/2024).
Pesawat Citilink ini akan melayani rute penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta (CGK) – Bandara Haluoleo (KDI) – Bandara Matahora (WNI). Harga tiket pesawat dari CGK – KDI dibanderol sebesar Rp1.900.000, sementara penerbangan KDI – WNI dapat dijangkau dengan merogoh kocek mulai dari Rp850 ribu.
Sebelumnya diketahui, aktivitas penerbangan di Bandara Matahora Wakatobi disetop dan telah berlangsung selama berbulan-bulan. Industri pariwisata pun menjadi salah satu sektor yang merasakan dampak dari fenomena mati suri aksesibilitas transportasi udara di daerah tersebut. Red