LAJUR.CO, KENDARI – Keselamatan penumpang menjadi poin utama pembahasan dalam audiensi sejumlah pihak terkait polemik rute kapal cepat rute Kendari-Raha yang melintas di kawasan Pulau Cempedak, Konawe Selatan. Audiensi bersama Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto dilaksanakan pada Selasa (11/6/2024) guna mencari solusi terbaik terhadap masalah dimaksud.
Kepala KSOP Kelas II Kendari Capt Rahman mengatakan, rute kapal cepat selama ini giat beraktivitas di jalur lintasan melewati wilayah Pulau Cempedak, yang dihuni ratusan kepala keluarga warga Laonti, Konawe Selatan. Belakangan para nelayan Laonti melayangkan protes atas dampak yang ditimbulkan dari aktivitas pelayaran tersebut.
Kata Capt Rahman, kekinian kapal cepat tetap akan melintas di dalam kawasan Pulau Cempedak jika kondisi cuaca dinilai membahayakan keselamatan penumpang saat saat tengah berlayar. Hal ini disepakati dalam agenda audiensi namun dengan catatan bahwa operator kapal mengurangi kecepatan saat melintas di kawasan sekitar pemukiman nelayan Laonti itu.
“Selama ini dari zaman Sagori, kapal-kapal itu jalan di dalam situ, sekarang di luar (Cempedak). Kita melihat dari segi cuaca ya, kalau memang cuaca disitu tidak memungkinkan untuk lewat di luar, ya jalan satu satunya langsung ke dalam dengan catatan kecepatan itu harus dikurangi,” jelas Capt Rahman.
Sebagai tindak lanjut dari rapat bersama membahas polemik nelayan Laonti dengan kapal cepat itu, Dinas Perhubungan Sultra diarahkan untuk melakukan kajian permasalahan secara mendalam. Lanjut Capt Rahman, hasil kajian tersebut akan menjadi acuan Pj Gubernur Sultra Andap dalam memutuskan kebijakan selanjutnya terkait polemik bersama masyarakat Cempedak itu.
Jadi kita barusan dengar dari Pj Gubernur, Dinas Perhubungan untuk melakukan kajian, dari kajian itu nanti pak gubernur yang mengambil suatu kesimpulan. Sementara tetap jalur yang dipakai sisi luar,” tuturnya.
Pembahasan soal jalur lintasan kapal cepat ini sudah lama berlangsung, dimana diawali dengan protes para nelayan terhadap operator kapal. Para nelayan mengaku mengalami kerugian atas hempasan ombak dari aktivitas pelayaran kapal dibawah naungan PT Pelayaran Dharma Indah.
Sejumlah opsi pun ditawarkan kepada para nelayan seperti pemberian dana Coorporate Social Responsibility (CSR) namun mereka kekeh menolak. Dalam rapat yang digelar bersama Andap Budhi Revianto bersama sejumlah otoritas terkait, nelayan Laonti tidak turut dihadirkan dalam agenda penting itu. Red