SULTRABERITA.ID, KENDARI – Rencana massa mengunjuk rasa menghalau kedatangan TKA China yang mendarat di Bandara Haluoleo pupus sudah.
Hingga tengah malam pukul 23.00 WITA, rombongan buruh China yang tiba pada penerbangan akhir di terminal udara Sultra tak kunjung menampakkan diri melintas di jalan protokol akses keluar masuk bandara yang dijaga demonstran.
BACA JUGA :
- CIMB Niaga Syariah Gaet PT Makassar Land Investama, Fasilitasi KPR Syariah di Sulsel
- Merdeka Bareng Tri, Bebas Ancaman Digital Dengan Teknologi AI
- Suasana Pengibaran Bendera Merah Putih di Kedalaman 17 Meter Laut Namu, Konsel
- Link Live Streaming Upacara 17 Agustus 2025 di Istana Negara
- Paskibraka UHO Siap Tampil Zero Error pada HUT ke-80 RI
Padahal sejak pagi hingga malam, massa demonstran setia berjaga di simpang empat, utama hilir mudik kawasan Bandara Haluoleo di Desa Ambaipua Kabupaten Konawe Selatan.
Ketua DPRD Sultra, Abdurahman Saleh diketahui sempat hadir di bandara mengecek dokumen imigrasi para buruh China.
ARS pun mengklaim seluruh TKA memakai visa 312 sebagaimana diwajibkam bagi pekerja asing berkeahlian khusus.
Informasi dihimpun SULTRABERITA.ID, para TKA yang berjumlah 156 itu diamankan melalui jalur lain. Tidak melintasi jalur jalan utama Bandara Haluoleo yang dijaga ketat oleh ratusan pengunjuk rasa.
Sementara itu, sekitar pukul 23.00 Wita, kondisi simpang empat jalur Bandara Haluoleo yang menjadi pusat konsentrasi massa seketika memanas.
Ratusan personil polisi yang bertugas khusus mengamankan kedatangan para TKA pun menjadi bulan-bulanan massa.
Keributan dan aksi lempar batu terjadi di simpang empat Ambaipua. Hingga berita ini dirilis, demo berujung bentrok masih terus berlangsung.
Sebagai informasi, selain simpang empat Ambaipua yang menjadi jalur utama hilir mudik penumpang pesawat Bandara Haluoleo, ada jalur lain yang bisa diakses keluar dari airport Sultra tersebut.
Jalan alternatif yang dapat digunakan keluar dari kawasan bandara adalah melewati jalur jalan militer. Akses jalan ini berada tak jauh dari lingkungan bandara.
Jalan yang dijaga ketat aparat TNI ini sejatinya tidak dibolehkan bagi masyarakat umum.
Akses jalan yang dikuasai aparat tersebut terkoneksi dengan jalan provinsi di Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan dan jalur jalan menuju ibu kota provinsi Sultra, Kota Kendari. Adm