BERITA TERKINIEKOBISHEADLINE

Agrowisata ‘Nanas’ di Luwu Timur Daur Ulang Limbah Slag PT Vale Untuk Pengeras Jalan

×

Agrowisata ‘Nanas’ di Luwu Timur Daur Ulang Limbah Slag PT Vale Untuk Pengeras Jalan

Sebarkan artikel ini
Kawasan Agrowisata Nanas Ponda'ta Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur yang ruas jalannya menggunakan slag nikel hasil daur ulang limbah PT Vale Indonesia Tbk IGP Pomalaa.

LAJUR.CO, KENDARI – Kreativitas warga yang berdomisili di wilayah lingkar tambang nikel, PT Vale Indonesia Tbk IGP Pomalaa patut diacungi jempol. Jalan menuju kawasan Agrowisata Nanas Ponda’ta di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur kini tampak berbeda.

Semula, jalur menuju perkebunan nanas produktif hasil kolaborasi masyarakat setempat dengan PT Vale itu cukup rawan dilalui kendaraan. Kini, jalan itu tidak lagi becek saat hujan atau berdebu di musim kemarau. Hal ini berkat inovasi pemanfaatan limbah sebagai pengeras jalan di kawasan agrowisata tersebut.

Dilansir dari laman Kementerian PUPR, limbah nikel (slag) dikategorikan sebagai limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) kategori bahaya 2. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014, daur ulang limbah nikel sebagai bahan baku jalan harus melalui pengujian untuk mengetahui kandungan zat berbahaya. Salah satunya yakni uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCPL).

Baca Juga :  Langkah Pemulihan Sosial & Lingkungan, PT Vale Indonesia Sosialisasi ke Warga Timampu

Meski masuk kategori limbah B3, slag dapat didaur ulang menjadi bahan perkerasan jalan pengganti agregat alam.. PT Vale memanfaatkan potensi ini untuk mengubah slag agar dapat digunakan kembali sehingga bisa mengurangi tumpukan dan mencegah pencemaran lingkungan di sekitar wilayah operasional tambang.

Melalui proses peleburan bijih nikel (smelter), material buangan industri diubah menjadi agregat padat disebut slag, mirip batu kerikil yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi jalan tambang, paving block, hingga batako.

Untuk memperoleh limbah slag nikel ini, mula-mula dilakukan peleburan bijih nikel. Dimana slag cair dengan temperatur kisaran ±1550°C langsung dikeluarkan melewati slag runner ke kolam granulasi. Slag cair kemudian mengalami proses pendinginan dengan dua metode.

Baca Juga :  ASR Ikut Tanam Pohon Kelapa Serentak & Beri Bantuan Sosial di Lapas Kelas II Kendari

Pertama, pendinginan secara mendadak dengan dibantu semprotan air bertekanan tinggi. Proses ini untuk memecah ukuran slag sehingga terbentuk granule atau butiran. Kedua, adalah pendinginan dengan udara. Yakni ukuran butir agregat limbah slag nikel bisa diatur dengan alat pemecah batu sehingga terbentuk seperti kerikil kecil.

Agrowisata Nanas Ponda’ta tersebut dapat dikatakan sebagai contoh sukses program pemberdayaan masyarakat oleh PT Vale Indonesia IGP Pomalaa. Sebelum menjadi destinasi wisata, Agrowisata Nanas Ponda’ta merupakan lahan tandus yang rawan terbakar.

Setelah mengalami sentuhan kreativitas dan inovasi, lahan tersebut menjadi spot yang dapat dinikmati dengan suguhan pemandangan kebun nanas. Pengunjung juga dapat melihat langsung proses penanaman organik, dan membeli hasil produk olahan nanas.

Baca Juga :  Wakatobi Wave 2025 Siap Digelar Oktober: Sajikan Atraksi Budaya dan Wisata Bahari Kelas Dunia

Masyarakat yang masuk dalam kelompok pengelola agrowisata kini dapat meraup keuntungan dari program pemberdayaan dilakukan perusahaan tambang nikel ternama itu. Aksi pemberdayaan dilakukan secara berkelanjutan, mulai dari pengelolaan lahan kritis hingga kreasi hasil tanaman menjadi produk olahan dengan nilai jual ekonomi.

Dengan jalan yang kini lebih baik, Agrowisata Nanas Wasuponda terus tumbuh menjadi destinasi edukasi dan rekreasi unggulan di Luwu Timur.

Lahan tandus yang dulu rawan terbakar telah bertransformasi menjadi kebun nanas produktif dan kawasan wisata berkelanjutan. Semua itu berkat kolaborasi warga, inovasi industri PT Vale Indonesia, dan satu bahan sederhana yang dulu dianggap limbah yakni slag nikel. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x