Sayangnya, dikutip dari Tech Crunch, NGL, yang menggunakan akun bot untuk mendorong keterlibatan pengguna, berbahaya karena mengecoh banyak pihak.
Menurut data Sensor Tower, NGL sudah memiliki 15 juta pengguna. Aplikasi ini populer di negara berkembang seperti India dan Indonesia.
Tingginya jumlah pengguna itu ikut mendongkrak penilaian NGL di Apple Store dan Google Play. Di App Store, NGL menempati 10 besar teratas aplikasi. Sementara, NGL sudah diunduh oleh 6,5 juta pengguna Android pada Juni lalu, atau dua juta lebih banyak dari unduhan di App Store.
Namun demikian, NGL dituding menggunakan bot untuk mengerek popularitasnya.
Ini dianggap menjadi masalah karena aplikasi menjanjikan interaksi sosial “anonim” dalam bentuk tanya jawab dari teman online, dan memonetisasi (menjadikannya bahan jualan) dengan menawarkan ‘petunjuk’ tentang siapa yang mengirimi Anda pesan-pesan itu.
Ya, NGL menjual fitur tersebut dengan harga US$9,99 (sekitar Rp150 ribu) per pekan.
Dengan kata lain, App Store, Google Play, serta pengembang aplikasi itu sendiri bakal mendulang untung dari operasi ilegal karena membuat orang mengira mempunyai teman online, padahal beberapa pertanyaan sebenarnya dikirim otomatis oleh bot atau robot.
Tech Crunch sendiri telah menguji NGL bersama dengan aplikasi pesaingnya, Sendit. Caranya, sebuah link ditautkan di Instagram Story untuk saat yang sangat singkat sebelum link itu kemudian dihapus.
Hal tersebut membuat aplikasi NGL berpikir si pengirim link menunggu pertanyaan dari pengguna lain yang melihat Instagram story itu. Beberapa jam setelahnya, sebuah pertanyaan masuk ke kolom pesan si pengirim link.
Padahal kenyataannya, tidak ada pengguna lain yang sempat melihat Instagram Story berisi link tersebut.
Karena fakta itulah, kolom penilaian (review) untuk NGL dipenuhi komentar negatif terkait bot, pertanyaan palsu, scamming (penipuan). Selain itu, ada pengguna yang mengeluh sudah mengeluarkan uang US$10 (Rp150 ribu) hanya untuk melihat identitas pengirim pertanyaan.
Menurut Sensor Tower, pengguna NGL secara total telah menghabiskan sekitar US$2,4 juta (Rp35,96 miliar).
Dikutip dari Elite Daily, NGL tak ubahnya seperti ask.fm dan Fromspring yang populer pada 2010-an. Namun, NGL menggunakan moderasi konten dengan bantuan Arificial intelijen (AI) untuk menyaring bahasa berbahaya dan intimidasi sehingga pengguna hanya akan melihat hal-hal yang baik dan tidak ada yang buruk.
Aplikasi berbagi link untuk pertanyaan anonimus, NGL ini bahkan memahami penggunaan emoji, dan dapat mendeteksi kapan emotikon digunakan untuk menyampaikan pesan, yang berarti tidak ada cara untuk melewati AI aplikasi.
Sejauh ini, Indonesia masih menjadi pasar terbesar NGL dengan tingkat unduhan mencapai seperlima dari total dunia, yakni 3,1 juta unduhan. Sebanyak 83 persen unduhan berasal dari Google Play.