LAJUR.CO, KENDARI – Program kampanye Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah serta edukasi transaksi non tunai menggunakan QRIS oleh Bank Indonesia terus digenjot. Demi memperluas jangkauan implementasi program tersebut ke masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menggandeng komunitas sekolah se-Kota Kendari.
Edukasi program dilaksanakan BI Sultra lewat ajang Rakor Edukasi CBP Rupiah dan Pengenalan Qris Kepala Sekolah SD dan SMP serta pengawas Sekolah se-Kota Kendari yang digelar Kantor BI Sultra, Sabtu (30/7/2022)
Sebanyak 126 Kepala Sekolah tingkat SD, 43 Kepala Sekolah SMP serta beberapa pengawas se-Kota Kendari digaet ikut dalam rakor perdana mengenai Edukasi CBP Rupiah dan Pengenalan Qris tersebut. Sebelum mengikuti sesi rakor, para Kepsek sempat dilatih praktik menggunakan layanan transaksi pembayaran yang berbasis digital QRIS maupun aplikasi sejenis yakni Link Aja dan OVO.
Deputi Kepala BI Sultra Aryo Wibowo mengatakan, pelibatan kepala sekolah adalah bagian strategi BI membangun ekosistem transaksi non tunai serta mendorong kecintaan kalangan pelajar terhadap uang rupiah.
Peran kepala sekolah sangat penting mengampanyekan transaksi non-tunai dan CBP ke kalangan pelajar yang menjadi peserta didiknya. Apalagi, para pelajar saat ini rerata sudah melek teknologi dan terbiasa menggunakan aplikasi digital seperti GoFood atau Grab yang juga menerapkan sistem pembayaran non tunai.
“Kita tidak hanya terpaku pada Pemda Digital untuk kampanye CBP Rupiah dan Pengenalan Qris, tapi penting untuk membangun itu dari komunitas sekolah. Hari ini ada ratusan kepala sekolah SD dan SMP yang dilibatkan baik swasta dan negeri,” ujar Aryo disela Rakor CBP Rupiah dan Pengenalan QRIS.
Setelah ini lanjut Aryo, edukasi QRIS dan kampanye CBP Rupiah akan menyasar bendahara sekolah hingga kantin-kantin yang memang banyak melakukan kegiatan transaksi di komunitas sekolah. Targetnya adalah para siswa maupun kalangan pendidik atau guru mulai beralih menggunakan transaksi non tunai serta paham bagaimana memperlakukan yang rupiah secara baik.
“Bendahara bahkan di kantin sekolah kita melihat masih banyak yang pakai non tunai. Ini nanti akan kita latih juga. harapannya komunitas di kalangan sekolah bisa terbangun. Setelah pelaku usaha, komunitas sekolah, target kami adalah komunitas wartawan dan guru-guru untuk kampanye CBP Rupiah dan pengenalan QRIS,” jelas Aryo.
Seiring itu, BI juga mendorong agar infrastruktur transaksi non tunai terus ditingkatkan agar pengguna layanan QRIS dapat berjalan simultan.
Data BI Sultra menyebut tren aplikasi transaksi non tunai Sultra bergerak naik. Dimana implementasi penggunaan transaksi non tunai terbanyak di Kota Kendari dan Kota Baubau.
“Dari target 100 ribu penggunaan QRIS, kita baru mencapai 40 ribu. Kota Kendari tertinggi setelah Kota Baubau. Kota Kendari juga sudah masuk Pemda Digital,” sambungnya.
Khusus kampanye CBP Rupiah, BI mengedukasi agar masyarakat tidak memperlakukan uang rupiah secara baik dan benar sehingga arus pemusnahan uang oleh BI bisa ditekan.
“Cinta dan Bangga dengan rupiah diantaranya tidak di-staples, dilipat atau semacamnya sehingga kondisinya menjadi tidak layak edar dan akhirnya dikembalikan ke BI untuk dimusnahkan. Khusus BI Sultra, kita rutin memusnahkan uang tidak layak edar dari masyarakat melalui perbankan Rp7 miliar perminggu. Dengan kampanye CPB Rupiah dan pengenalan QRIS, ini bisa ditekan,” ujar Aryo memungkasi. Adm