LAJUR.CO, KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah daerah di wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami peningkatan intensitas curah hujan yang tinggi pada akhir tahun 2022.
Prakiraan curah hujan di bulan Desember dapat dikategorikan tinggi dengan curah hujan 300-500 mm/bulan. Prediksi ini akan terjadi pada lima kabupaten yakni wilayah Bombana, Baubau, Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Konawe, Konawe Utara, dan Muna.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Faizal Habibie,
mengimbau agar masyarakat selalu mengakses prakiraan cuaca maupun peringatan dini cuaca buruk yang dikeluarkan oleh BMKG.
“BMKG Sultra mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada khususnya akan dampak dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin,” ujar Faisal kepada Lajur.co, Jumat (18/11/2022).
Berdasarkan data yang dihimpun, selama bulan Oktober setidaknya sebanyak 122 kali ada peringatan dini cuaca. Jumlah frekuensi ini lebih tinggi dibandingkan dengan peringatan pada tahun 2021 yang hanya tercatat 74 kali.
Jika dilihat dari terjadinya bencana hidrometeorologi, BMKG Kendari telah menghimpun sebayak 21 kejadian bencana. Hal tersebut diartikan potensi cuaca ekstrim mengalami peningkatan pada saat musim transisi dan musim penghujan.
Faizal Habibie juga menyebut, bulan November umumnya wilayah Sultra mengalami peralihan musim. Misalnya seperti yang terjadi pada bulan November ini dimana hujan sedang hingga lebat dengan skala lokal dalam durasi waktu singkat.
Dalam satu pekan terakhir, di wilayah Sultra sudah memasuki musim penghujan. Informasi ini dinyatakan merujuk pada hasil pantau radar cuaca dan satelit. Ditambah dengan frekuensi guntur yang semakin meningkat dan angin kencang, biasanya terjadi pada siang dan sore hari.
Sedang pada bulan Desember, intensitas hujan akan meningkat baik skala ruang maupun waktunya sehingga potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan banjir bandang akan meningkat.
Olehnya itu tingkat kewaspadaan harus diperhatikan di daerah yang pernah mengalami bencana hidrometeorologi. Adapun daerah tersebut seperti Kolaka, Bombana, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Konawe Utara, Baubau, Buton Utara, Muna, Konawe, Kolaka Timur dan kendari.
Menghadapi potensi cuaca buruk tersebut, kata Faizal masyarakat dapat melakukan sejumlah langkah yang bisa diterapkan masyarakat sebagai cara memitigasi bencana hidrometeorologi.
Masyarakat harus sebisa mungkin memperoleh informasi cuaca lebih dini, dan melakukan kegiatan yang bisa mengurangi risiko bencana. Kebersihan saluran air, menebang pohon rawan tumbang, serta menghindari daerah lereng.
LAPORAN : FITRIANI
EDITOR : JENI