LAJUR.CO, KONAWE – Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polli dan Apriyani Rahayu berhasil meraih medali emas pertama bagi Indonesia pada segmen ganda bulutangkis Olimpiade Tokyo 2021 di Jepang. Duet atlet kebanggaan ganda putri Indonesia ini mengalahkan pasangan ganda putri China, Chen Qingchen dan Jia Yifan pada Senin, (02/8/2021).
Kemenangan rekan duet Greysia dan Apriyani seketika menggema seantero Indonesia. Tak terkecuali di Bumi Anoa, asal muasal bintang lapangan bulutangkis Olimpiade Tokyo, Apriyani Rahayu. Banyak yang mengelu-elukan atlet kelahiran Lawulo Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara itu.
Menanggapi puja-puji dan beragam apresiasi terhadap putrinya, sang ayah, Amiruddin P turut mengucap rasa bangga dan kegembiraan luar biasa.
Kepada putrinya itu, Amiruddin berpesan agar Apriyani selalu semangat dan terus mencetak prestasi gemilang dalam setiap kejuaraan.
“Kami sangat bangga dan gembira sudah banyak kejuaraan-kejuaraan baru ini yang sangat menggembirakan karena banyak dukungan keluarga, tetangga termasuk dari luar rata-rata mendukung, dari pemda sendiri waktu masih pak Lukman Abunawas,” ujarnya kepada Lajur.Co, Senin (2/8/2021)
Kepada awak media, Amiruddin dengan bangga memperlihatkan sederet koleksi piala yang pernah disabet Apriyani. Piala itu ditata rapi dalam sebuah rak di rumahnya di Konawe.
Amiruddin bercerita, sang anak yang merupakan atlet kelahiran Kelurahan Lawulo, Kabupaten Konawe, 29 April 1998 silam sudah memperlihatkan bakat dan ketertarikan terhadap bulutangkis sejak berusia 3 tahun.
Apriyani kecil bahkan acapkali merengek ke ayahnya jika tak diantar berlatih bulutangkis di gedung SKB Unaaha Konawe. Di sinilah, kemampuan bintang bulutangkis asal Konawe itu diasah.
“Alhamdulillah ini yang pertama kali masuk Olimpiade dan langsung raih medali emas. Dari usia tiga tahun sudah punya bakat. Siang malam tidak mengenal hujan, panas gelap mau latihan, dia menangis kalau dia nda diantar latihan di SKB,” tuturnya.
Di rumah, Apriyani tak kalah semangat bermain bulutangkis. Oleh ayahnya, ia sempat dibuatkan raket ‘gaba-gaba’ alias abal-abal demi memenuhi hasrat bermain bulutangkis. Maklum, harga sebuah raket terbilang mahal bagi keluarga Apriyani yang terbilang sederhana.
“Waktu umur tiga tahun itu, saya buatkan lapangan di belakang pekarangan rumah. Ia itu pernah pakai raket gaba-gaba. Nanti sudah naik itu baru saya belikan raket yang masih disambung-sambung,” tambahnya.
Angan Keliling Dunia Terwujud
Siapa sangka, berkat kemahiran memainkan raket mengantarkan Apriyani sukses berkeliling dunia. Tampil sebagai bintang olahraga membawa harum nama Indonesia.
Apriyani memang sedari dulu punya angan-angan bisa memijakkan kaki ke luar negeri dengan menenteng raket.
“Apriani selalu berbicara ingin mendunia. Di PBSI Sultra dia fokus, dia tidak pikirkan PON, dia pikirkan bagaimana bisa mendunia,” cerita Amiruddin.
Berkat prestasi olahraga, ia digaet bergabung bersama klub milik Icuk Sugiarto, PB. Pelita Bakri. Apriyani remaja dilatih langsung mantan bintang bulutangkis nasional, Icuk Sugiarto.
Mimpi Apriyani mulai terbuka lebar. Ia kemudian hijrah ke Jakarta pada 3 Septembar 2011 silam. Saat itu, Apriyani masih duduk di kelas tiga SMP.
“Itupun masih training tiga bulan kalau tidak ada peningkatan harus keluar atau bayar. Tapi, alhamdulillah hanya beberapa minggu, saya dikagetkan, ada penyampaian dari pusat diberikan surat keterangan pindah PB dari PB Konawe ke PB Pelita Bakri,” Kata Amirudin
Kata ayahnya, Apriyani pertama kali menyabet piala skala nasional saat berlaga di Cilegon. Dari sini, wanita yang kerap tampil maskulin itu terus mencetak prestasi hingga ke kencah olahraga internasional.
Selain Olimpiade Tokyo, Apriyani beberapa kali mendulang sukses saat tampil pada turnamen olahraga luar negeri. Diantaranya juara 1 pada laga bulutangkis di Perancis, dua kali juara pada turnamen di India serta negara Thailand.
“Untuk kejuaraan terbesar alhamdulillah ini yang pertama kali dan langsung raih medali emas,” ujarnya Amiruddin dengan nada bahagia.
Ia mengatakan selain hobi bulu tangkis Apriyani juga memiliki minat pada cabang olahraga lain. Diantaranya sepak bola dan sepak takraw.
Bikin Keluarga Bangga
Kakak Kandung Apriani Rahayu, Udin mengatakan bersyukur atas prestasi yang telah diraih oleh adiknya.
“Alhamdulillah, kita bersyukur apa lagi istilahnya warga negara Indonesia dan keluarga kita bersyukur, karena pertamanya dia masuk olimpiade langsung dapat emas,” tuturnya.
Menurutnya, sepanjang sejarah, Apriyani mencetak sejarah kali pertama bagi Indonesia meraih medali emas untuk laga ganda putri cabor bulutangkis.
“Tentu ini menjadi suatu kebanggaan untuk kami sebagai keluarga . Baru ini pasangan ini alhamdulillah dia menang, ini sejarah baru dari olimpiade,” pungkasnya.
LAPORAN : ILVA