LAJUR.CO, KONSEL – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Wamendiktisaintek RI), Stella Christie, meninjau langsung lahan seluas 20 hektare di Desa Lebo Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (4/7/2025). Kawasan ini merupakan calon lokasi pembangunan Sekolah Garuda.
Peninjauan di Desa Lebo Jaya merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke tiga lokasi Sekolah Garuda yang diajukan Pemerintah Provinsi Sultra. Setelah dari Konawe Selatan, Wamen Stella Christie dijadwalkan melanjutkan kunjungan ke dua lokasi lainnya di Konawe dan Wakatobi.
Khusus di Konsel, lahan milik Pemerintah Provinsi Sultra tersebut berada di bawah pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Produksi Perkebunan, Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra. Desa Lebo Jaya menjadi satu dari tiga lokasi yang diajukan Pemerintah Provinsi Sultra untuk program strategis Presiden Prabowo, selain di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Wakatobi.
Dalam kunjungan kerja di Konsel, Wamen Stella didampingi oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Arsis Badara, serta Sekretaris Daerah Konawe Selatan Hj. St. Chadidjah.
Menurut Wamen Stella, peninjauan tersebut merupakan bagian dari amanah Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Sekolah Garuda sebagai pusat pendidikan unggulan berbasis sains dan teknologi sejak jenjang SMA.
“Sekolah Garuda adalah visi langsung dari Bapak Presiden Prabowo Subianto yang ingin membangun sumber daya manusia unggul di bidang sains dan teknologi sejak SMA,” ujarnya kepada awak media.
Ia menjelaskan, sekolah ini akan dikelola langsung sebagai satuan kerja (satker) di bawah kementeriannya. Para guru akan direkrut secara khusus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui formasi khusus yang disiapkan bersama Kementerian PAN-RB.
Stella juga menyoroti keunggulan lokasi yang jauh dari pusat kota namun dekat dengan komunitas masyarakat. Menurutnya, suasana tersebut akan mendukung proses pembentukan karakter siswa dan menjadi inkubator kepemimpinan.
“Sekolah Garuda tidak hanya fokus pada keunggulan akademik, tetapi juga membentuk siswa yang memiliki kepekaan sosial dan wawasan global,” tambahnya.
Dari total 20 hektare lahan yang tersedia, hanya sekitar 2 hektare yang akan digunakan untuk fasilitas inti sekolah. Sisanya akan difungsikan sebagai area riset dan praktik siswa, seperti pertanian dan perikanan, yang melibatkan kerja sama dengan peneliti dan perguruan tinggi.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya menyambut baik kunjungan tersebut. Ia berharap lokasi ini bisa ditetapkan sebagai lokasi resmi pembangunan Sekolah Garuda.
“Lahan ini sebelumnya digunakan untuk riset kakao dan hortikultura. Jika dijadikan Sekolah Garuda, ini akan menciptakan sinergi luar biasa antara pendidikan dan pengembangan riset di daerah,” katanya. Adm