SULTRABERITA.ID, KENDARI – Konsorsium Masyarakat Tolaki Mepokoaso (KMTM) Sultra secara gamblang membeber alasan rusuhnya aksi unjuk rasa di Kendari, Kamis 17 September kemarin.
Koordinator Lapangan (Korlap) Konsorsium Masyarakat Tolaki Mepokoaso (KMTM) Sultra, Supriyaddin mengatakan aksi unjuk rasa berakhir anarkis salah satunya bermula dari sikap acuh Kapolda Sultra, Irjen Pol Yan Sultra.
Sejak awal massa demonstran menuntut tatap muka langsung dengan orang nomor satu di institusi Polda Sultra tersebut. Namun, tuntutan ini urung dipenuhi Kapolda Sultra.
Yan Sultra justru mengutus Kapolres Kota Kendari dan Dandim1417 Kendari untuk menemui para pengunjuk rasa setelah aksi demonstrasi berlangsung cukup lama.
“Tidak ada pihak kepolisian yang mau temui kami padahal kami berikan waktu satu sampai dua jam untuk konfirmasi apakah akan dipertemukan dengan Kapolda. Tiba-tiba datang dengan Kapolres dan Dandim padahal kita minta Kapolda datang tanpa ada perwakilan,” cetus Supriyadin.
Massa Konsorsium Masyarakat Tolaki Mepokoaso merasa dilecehkan karena tuntutan bertemu Kapolda Sultra diacuhkan.
“Dalam tuntutan kami adalah Kapolda sendiri tanpa ada perwakilan. Kami pikir itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan kami,” cetusnya lagi.
Massa KMTM juga kesal lantaran mengetahui jika Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) dan Direktur Intelkam Polda Sultra mengabaikan komitmen menuntaskan aduan penghinaan terhadap Suku Tolaki yang menjadi alasan unjuk rasa hari itu.
Bahkan hingga kini pelaku penghinaan suku Tolaki belum juga ditangkap. Padahal keduanya berjanji akan menangkap pelaku selama 1×24 jam unjuk rasa massa KMTM beberapa waktu lalu.
“Ada surat pernyataan dibuat Dirintel dan Dirkrimsus tapi tidak diindahkan,” sambungnya.
Klimaks kemarahan pengunjuk rasa adalah saat mengetahui adanya oknum diduga anggota kepolisian yang merangsek masuk ke kerumunan pengunjuk rasa dari arah Pasar Baru Wuawua. Oknum itu disebut disinyalir melakukan aksi pemukulan terhadap demonstrans yang akhirnya membuat demonstrasi pecah dan rusuh.
“Yang mulai dari kepolisian. Ada yang datang dari arah Pasar Baru, ada pemukulan makanya ada perlawanan,” ucap Supriyadin.
Akibat aksi unjuk rasa anarkis KMTM sejumlah fasilitas publik menjadi korban. Salah satunya adalah rambu-rambu jalan serta pos security dan parkir Lippo Plaza Kendari. Kaca pos keamanan yang terletak di kawasan MT Hariyono itu pecah diamuk massa. Adm