BERITA TERKINIEKOBISNASIONAL

Hati-hati, Obrolan Pribadi di ChatGPT Bisa Muncul di Google Search

×

Hati-hati, Obrolan Pribadi di ChatGPT Bisa Muncul di Google Search

Sebarkan artikel ini
Obrolan Pribadi di ChatGPT
Foto : Ist

LAJUR.CO, KENDARI – Pengguna ChatGPT harus hati-hati, jangan sembarangan share percakapan pribadi dengan chatbot AI tersebut. Pasalnya, ribuan percakapan pengguna ChatGPT dilaporkan bocor dan muncul di laman hasil pencarian Google (Google Search).

Percakapan yang seharusnya bersifat pribadi justru bisa diakses publik. Temuan ini pertama kali diungkap oleh media bisnis asal Amerika Serikat, Fast Company.

Pada Rabu (30/7/2025) lalu, mereka menemukan ribuan obrolan pengguna ChatGPT yang terekspos di laman pencarian Google.

Menurut media tersebut, ribuan chat yang muncul ini diduga hanya mewakili sebagian kecil percakapan yang ada. Artinya, kemungkinan jumlah percakapan pengguna yang bocor bisa jauh lebih banyak daripada yang sudah ditemukan saat ini.

Fast Company menyebut, informasi identitas pengguna ChatGPT memang tidak diekspos ke publik. Namun, isi percakapan yang bocor kebanyakan bersifat pribadi, seperti hubungan dengan keluarga, kesehatan mental, penggunaan narkoba, hingga pengalaman traumatis.

Semua data tersebut, menurut Fast Company, memungkinkan untuk diidentifikasi lebih lanjut. Apalagi jika pengguna memberikan detail informasi yang spesifik kepada ChatGPT.

Fitur “Discoverable” diduga jadi penyebab

Dalam laporannya, Fast Company menjelaskan bahwa chat yang muncul di Google Search kemungkinan berasal dari fitur eksperimental ChatGPT yang bernama “Make this chat discoverable”.

Secara teknis, fitur ini memang dirancang untuk membuat percakapan antara pengguna dengan chatbot AI, bisa diindeks oleh mesin pencari seperti Google.

Adapun fitur discoverable baru akan aktif saat pengguna menekan tombol “Share” di ChatGPT. Pengguna juga perlu mencentang kotak persetujuan yang berisi peringatan bahwa chat tersebut akan bisa ditemukan di mesin pencari.

Baca Juga :  4 Kebiasaan Buruk Setelah Jam 5 Sore, Awas Bisa Picu Stroke

Namun masalahnya, tulisan peringatan “make this chat discoverable” tersebut ditulis dengan teks kecil sehingga mudah terlewat pengguna. Akibatnya, banyak pengguna yang tidak sadar bahwa percakapan mereka bisa diakses publik.

Pakar etika AI dari University of Oxford, Carissa Véliz turut menyoroti kasus ini. Ia mengatakan bahwa dirinya sangat terkejut saat mengetahui bahwa Google bisa mengindeks percakapan ChatGPT yang berisi data sensitif.

“Hal ini sangat mengkhawatirkan,” jelas Véliz kepada Fast Company, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari arstechnica, Sabtu (2/8/2025).

OpenAI langsung hapus fitur

Menanggapi ramainya kasus ini, Chief Information Security Officer OpenAI, Dane Stuckey, menjelaskan bahwa fitur “make this chat discoverable” awalnya dibuat sebagai eksperimen untuk memudahkan orang menemukan percakapan ChatGPT yang dianggap bermanfaat.

Akan tetapi, setelah berjalannya waktu, fitur ini justru dinilai terlalu berisiko karena banyak pengguna yang tidak sadar bahwa percakapan yang mereka bagikan, akan bisa diakses publik.

Melalui posting di akun X (dulu Twitter) pribadinya, Stuckey mengonfirmasi bahwa OpenAI akhirnya memutuskan untuk menghapus fitur discoverable tersebut dari ChatGPT.

Ia menjelaskan, keputusan untuk menghapus fitur tersebut juga mencakup upaya perusahaan dalam menghapus konten-konten yang terindeks mesin pencari lain, hingga Jumat pagi (1/8/2025) kemarin.

Google tegaskan pihaknya tidak ikut serta mengindeks percakapan

Juru bicara Google mengatakan kepada media teknologi Arstechnica, perusahaan tidak ikut serta dalam menentukan percakapan mana yang terindeks oleh mesin pencari Google Search.

Menurutnya, Google hanya menampilkan halaman yang memang sudah dipublikasikan ke web oleh penerbit, dalam hal ini OpenAI. Artinya, tanggung jawab soal kebocoran chat pengguna sepenuhnya ada di tangan OpenAI.

Baca Juga :  Sultra Siap Jadi Tuan Rumah STQH Nasional Ke-28 Tahun 2025, Berikut Tujuh Venue Lomba

OpenAI janjikan keamanan lebih baik

Dari insiden kebocoran ini, OpenAI berjanji akan meningkatkan standar keamanan privasi di produknya agar ke depan, kejadian serupa tidak terulang.

“Keamanan dan privasi adalah hal yang sangat penting bagi kami, dan kami akan terus berupaya untuk mencerminkan hal itu secara maksimal dalam produk dan fitur kami,” jelas Stackey.

Fast Company menyarankan, para pengguna ChatGPT untuk segera mengecek apakah obrolan pribadi mereka masih muncul di Google.

Caranya, pengguna yang masih menyimpan tautan chat yang pernah dibagikan bisa menyalin ulang sebagian alamat (URL) dari tauta tersebut dan mencarinya di Google. Jika tautan masih terindeks, artinya percakapan itu bisa saja muncul di laman Google Search.

Dilematis pertumbuhan ChatGPT

Kasus bocornya percakapan pengguna di mesin pencari Google menandakan bahwa chatbot AI buatan OpenAI ini memang digandrungi pengguna. Bukan hanya sebagai platform yang memfasilitasi “tanya-jawab”, tapi juga menyediakan kebutuhan personal pengguna.

ChatGPT kini digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan. Banyak dari mereka menjadikan chatbot sebagai penasihat informal untuk masalah pribadi, mulai dari keuangan, karier, hingga kesehatan mental.

“Banyak orang merasa ChatGPT adalah ruang yang aman untuk berpikir keras atau meluapkan emosi,” kata Jennifer King, peneliti kebijakan privasi dari Stanford University.

“Namun, penting untuk diingat bahwa ini adalah sistem komputasi yang tidak memiliki kerangka hukum untuk melindungi kerahasiaan Anda.”

Baca Juga :  Purnatugas Rektor UHO Prof Zamrun: Konsisten Mengabdi di Kampus, Tak Minat Lirik Jabatan di Pemprov

Pemerintah di berbagai negara mulai mengambil langkah pengawasan, termasuk Uni Eropa melalui AI Act dan beberapa negara bagian di AS dengan rancangan undang-undang perlindungan data pengguna AI.

Bos ChatGPT imbau tidak umbar informasi pribadi

CEO OpenAI Sam Altman, ia sendiri mengingatkan publik untuk tidak sembarangan membagikan informasi pribadi kepada ChatGPT.

Altman menegaskan bahwa meskipun chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) ini semakin sering digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, itu tidak berarti sistem ini bisa menggantikan ruang privat seperti konsultasi medis, hukum, atau psikologis.

“Jangan beri tahu kami rahasia Anda. Kami tidak menginginkan data itu. Kami tidak ingin melihat informasi pribadi apa pun,” ujar Altman dalam podcast The Logan Bartlett Show.

Altman mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren penggunaan ChatGPT sebagai ruang curhat.

“Orang-orang membicarakan hal paling pribadi dalam hidup mereka kepada ChatGPT. Terutama anak muda, yang menggunakannya sebagai terapis atau pelatih hidup, bahkan bertanya soal masalah hubungan,” lanjutnya.

Menurut Altman, jika Anda berbicara dengan seorang terapis, pengacara, atau dokter tentang masalah-masalah tersebut, ada hak istimewa hukum, seperti kerahasiaan dokter-pasien dan kerahasiaan hukum.

Namun, ia menekankan bahwa perlindungan serupa belum ditemukan saat berinteraksi dengan ChatGPT. Altman menambahkan bahwa dalam kondisi tertentu, data yang dimasukkan pengguna bisa diminta dalam proses hukum.

“Jika Anda bicara dengan chatbot soal hal yang sangat sensitif, dan kemudian muncul gugatan atau apapun, bisa saja kami diwajibkan untuk menyerahkannya,” katanya, seperti dirangkum KompasTekno dari PCWorld, Kamis (31/7/2025). Adm

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x