LAJUR.CO, KENDARI – Budidaya Maggot dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi alternatif mengurai persoalan dalam tata kelola persampahan. Di Sulawesi Tenggara (Sultra), pemerintah melirik potensi budidaya maggot ini selain sebagai solusi persampahan juga menjadi bagian dari upaya mengurangi kemiskinan ekstrim.
Dalam upaya optimalisasi program budidaya maggot ini, Pemerintah Provinsi Sultra melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan sejumlah langkah seperti mengajak serta para nelayan. Keterlibatan nelayan dalam program ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan disuplai hasil dari pembudidayaan maggot tersebut.
Nelayan yang terhimpun dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) turut mengambil peran dalam realisasi program ini.
Ketua HNSI Sultra, Yusrianto mengatakan budidaya maggot dapat menjadi penopang kebutuhan pakan ikan di Sultra, sebab selama ini mengandalkan pasokan dari luar daerah.
“Ini sangat bermanfaat bagi para nelayan khususnya nelayan budidaya darat. Apalagi di Sultra, lahan untuk budidaya darat cukup luas untuk dikembangkan,” tutur Yusrianto, Selasa (20/12/2023).
Peran nyata HNSI Sultra dalam mendukung program ini adalah bekerja sama dengan DLH Sultra dalam hal pemasaran hasil budidaya larva maggot. Kawasan Sultra yang memiliki banyak lokasi tambang menjadi sasaran pemasaran hasil budidaya maggot, dimana kebutuhan akan ikan di daerah itu cukup tinggi.
“Tingkat pemasarannya cukup bagus khususnya bagi adanya industri pertambangan sangat membutuhkan ikan. Baik itu para karyawan industri baik di Sultra maupun di Morowali,” ujar Yusrianto.
Adapun realisasi kerjasama antara DLH Sultra dan HNSI Sultra akan dilaksanakan pada tahun 2024 dengan penandatanganan nota kesepahaman lintas sektor.
“Iya, tahun depan anggarannya di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sultra,” ucapnya.
Sebagai informasi, akhir tahun ini DLH Sultra menyasar daerah kemiskinan ekstrem untuk pengenalan budidaya maggot dengan memanfaatkan limbah sisa makanan. Sejumlah daerah yang disasar diantaranya Kabupaten Konawe, Kolaka Utara, Konawe Kepulauan, Buton Utara dan Wakatobi. Red