LAJUR.CO, BAUBAU – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) memperluas Gerakan Tabe Di atau Tanam Cabe Kendalikan Inflasi sampai ke Kota Baubau. Program Tabe Di yang merupakan bagian implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sultra resmi dilaunching Kepala Perwakilan BI Sultra Doni Septadijaya di Kota Baubau, Selasa (18/10/2022).
Launching program GNPIP dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan Causa Iman Karana, Anggota Komisi XI DPR RI Bahtra Banong, Anggota DPD RI Amirul Tamim, Wali Kota Baubau Ahmad Monianse, Pj Bupati Buton Basiran, Bupati Wakatobi Haliana serta beberapa perwakilan kepala daerah di Sultra.
Launching program ini juga sekaligus sebagai upaya perluasan implementasi GNPIP nasional launching dimana GNPIP Sultra sebagai Road To GNPIP Regional Sulampua. Doni menyatakan cabe merupakan salah satu komoditi yang menyumbang pergerakan kenaikan harga atau inflasi. Memperluas program budidaya tanaman cabe ke seluruh pelosok daerah menjadi langkah konkret dan responsif dalam memitigasi potensi risiko gejolak harga pangan di Sultra.
“Cabe, bawang merah dan komoditi perikanan adalah yang selama ini berpotensi memicu inflasi. Jadi, langkah strategis gerakan tanam cabe kita harapkan dapat meredam inflasi. Lewat GNPIP kita perkuat lagi sinergi antar tim pengendali inflasi,” jelas Doni.
Gerakan Tabe Di perdana dilaunching pada 22 Agustus lalu di Kota Kendari. Sekitar 5000 bibit cabe dibagikan kepada masyarakat secara gratis untuk ditanam di pekarangan pada momen tersebut. Selain mencanangkan gerakan tanam cabe, even Tabe Di’ dirangkai dengan program pasta tani yang menjual aneka komoditi sayuran.
Implementasinya kemudian diperluas diperluas ke berbagai daerah lainnya di Provinsi Sultra seperti Kabupaten Konawe Selatan, Kolaka Timur, Konawe Utara, hingga Bombana.
Di Sultra sendiri produksi komoditi cabe terbesar bersumber dari Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Kolaka Timur. Total produksinya mencapai 192 ton.
Lebih jauh, Doni mengatakan tingkat inflasi di seluruh wilayah Indonesia mulai menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan pada bulan September 2022. Termasuk Provinsi Sultra, pada September 2022 mencatatkan inflasi sebesar 5,89% (yoy).
Pada September 2022, inflasi Sultra mengalami kenaikan sebesar 0,42% (mtm) secara bulanan atau meningkat 5,89% (yoy). Secara bulanan, inflasi didorong oleh kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan harga jasa berbagai komoditas, termasuk angkutan untuk distribusi komoditas pangan yang akhirnya menyebabkan peningkatan harga komoditas pangan.
Peningkatan dan volatilitas harga komoditas pangan bergejolak, kata Doni, perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Hal ini dikarenakan dampak kenaikan harga komoditas pangan dapat dirasakan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah yang memiliki daya beli yang rendah. Oleh karena itu, kenaikan inflasi komoditas pangan dapat memicu penurunan kesejahteraan akibat tertahannya daya beli masyarakat.
Sebagai langkah konkret dan responsif dalam memitigasi potensi risiko gejolak harga pangan di Sultra, Bank Indonesia dan pemerintah daerah bersinergi untuk melaksanakan beberapa quick wins pengendalian inflasi. Antara lain dengan memperkuat sinergi TIm Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mewujudkan 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif), konsisten melakukan operasi pasar, pasar murah, dan sidak pasar.
Berikut implementasi Kerjasama Antar Daerah (KAD), akselerasi realisasi APBD untuk mendukung distribusi komoditas pangan, dan Perluasan Gerakan TABE DI (TAnam caBE kenDalikan Inflasi).
Sebagai informasi, launching GNPIP Sultra dipusatkan di Kota Baubau dirangkaikan dengan berbagai kegiatan mendukung stabilitas inflasi daerah. Antara lain Pasar Murah di Lapangan Lembah Hijau, simbolis perluasan implementasi Gerakan Tabe Di dan penyerahan program sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa pemberian bibit cabe, bawang merah, dan sarana prasarana pendukung produksi komoditas di Kota Baubau dan Kabupaten Buton Selatan.
Berikut adalah seremoni penandatanganan perjanjian Kerjasama Antar Daerah (KAD) komoditas bawang merah antara Pemerintah Kota Baubau dengan Pemerintah Kabupaten Buton Selatan dan komoditas telur ayam antara pedagang Kota Kendari dengan produsen Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Acara ini juga diramaikan Leaders Talk “Sinergi Mencapai Kemandirian dan Ketahanan Pangan Daerah dalam rangka Pengendalian Inflasi” yang menghadirkan Causa Imam Karana, Kepala KPwBI Sulawesi Tenggara selaku Koordinator Wilayah SULAMPUA Doni Septadijaya, Anggota Komite XI DPR RI Bahtra Banong dan Anggota Komite IV DPD RI Amirul Tamim serta showcase produk UMKM unggulan daerah. Adm