LAJUR.CO, KENDARI – Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) milik Bank Indonesia (BI) yang selama ini dianggap tidak bernilai, kini dapat didaur ulang menjadi produk furnitur ecobrick yang ramah lingkungan dan bermanfaat. Inovasi daur ulang LRUK sebagai bahan dasar ecobrick ramah lingkungan digagas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sultra.
Melalui Klinik Ecobrick Lestari, DLH Sultra memanfaatkan limbah cacahan uang kertas yang didonasikan oleh BI Sultra sebagai material ecobrick. Hasilnya hasilnya dapat dikreasikan menjadi berbagai perabot yang bergunakan sehari-hari.
Kepala Tata Usaha UPTD Persampahan DLH Sultra Hamrillah mengatakan, pilot project daur ulang LRUK menjadi ecobrick mulai dirintis tahun 2025. Program ini terinspirasi dari kampanye inovasi ecobrick sebagai solusi penanganan sampah plastik ramah lingkungan yang digaungkan DLH Sultra.
Tidak sekadar sebagai kampanye lingkungan, daur ulang LRUK juga bertujuan mengedukasi generasi muda agar lebih peduli, mencintai, bangga, dan paham bagaimana memperlakukan uang rupiah dengan baik sehingga kualitasnya tetap terjaga.
Pada tahap awal uji coba, kata Hamrillah, BI Sultra mendonasikan limbah uang kertas yang telah dicacah ke Klinik Ecobrick Lestari DLH Sultra untuk disulap menjadi ecobrick.
“Uang yang tidak layak edar dipotong, kemudian cacahan ini diubah menjadi ecobrick. Ecobrick ini bisa dikreasikan menjadi furniture seperti kursi atau meja, bahkan gapura ramah lingkungan. Kami juga dibantu anak-anak GenBI, sekalian untuk edukasi,” jelas Hamrillah.
Selama ini, ecobrick yang diproduksi Klinik Ecobrick Lestari DLH Sultra hanya memanfaatkan sampah plastik yang dipadatkan lalu dimasukkan ke dalam botol. Melalui kemitraan bersama BI Sultra, DLH memformulasikan ecobrick dari cacahan limbah uang kertas. Agar struktur ecobrick tetap kokoh, cacahan LRUK yang dimasukkan ke dalam botol dikombinasikan dengan sampah plastik.
“Tetap harus ada sampah plastiknya karena cacahan uang ini lembut. Agar lebih padat dan kokoh, ecobrick-nya kami campur dengan sebagian plastik,” jelas Hamrillah.
Proses pembuatan ecobrick di Klinik Ecobrick Lestari dibantu oleh mahasiswa dari komunitas GenBI. Pilot project awal daur ulang LRUK ditargetkan menghasilkan sekitar 500 buah ecobrick.
Pantauan media saat berkunjung ke Klinik Ecobrick Lestari, Kamis (7/8/2025), menunjukkan beberapa ecobrick LRUK telah disusun dalam bentuk modular. Ada juga yang siap dikreasikan menjadi produk meja dan kursi.
Modular ecobrick multifungsi tersebut, lanjut Hamrillah, bisa dijadikan bahan baku membuat gapura atau gerbang ramah lingkungan yang banyak dibutuhkan dalam berbagai event outdoor.
“Kita membuatnya sekitar satu bulan. Hasil furniture ecobrick dari LRUK akan ditampilkan di booth Digifest, sebagai kado HUT RI juga. Kami berterima kasih kepada BI yang bersama-sama memiliki inisiatif positif menciptakan inovasi ecobrick dari limbah uang tak layak edar. Banyak nilai edukasinya untuk generasi muda,” terangnya. Adm