LAJUR.CO, KENDARI – Tata kelola sampah di Kabupaten Muna sempat mendapat predikat paling buruk dari 17 kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pada tahun 2022, kabupaten yang dinahkodai Bupati Rusman Emba tersebut masuk dalam jajaran Kota Darurat Sampah berdasarkan hasil evaluasi Dinas Lingkungan Hidup Sultra.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Sultra La Oba mengatakan, kondisi sampah di sejumlah ruang publik di Kabupaten Muna kala itu memang memprihatinkan. Banyak sampah yang tidak terurus, bahkan dibiarkan meluber mengotori etalase Kota Raha, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Muna.
“Tahun 2022 status Kota Raha Darurat Sampah. Banyak sampah tidak terurus, Itu evaluasi kami sampai desember 2022. Sampah plastik, sampah rumah tangga tidak tersangkut maksimal. Banyak yang dibiarkan begitu saja di bak sampah sampai di jalanan,” ujar La Oba, Senin (10/4/2023).
Bahkan, lanjut La Oba, sampah plastik banyak yang dibiarkan mengotori dan menumpuk di aliran air atau kanal, terutama di kawasan bypass Kota Raha. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuat nyampah di sembarang tempat makin memperparah kondisi tersebut.
Beberapa titik penumpukan sampah yang cukup tinggi di Kota Raha antara lain di depan gedung Golkar, Pasar Laino, kanal air di kawasan Bypass, depan kantor Perhutanda dan belakang kantor DPRD Muna. Limbah rumah tangga tak terurus juga terlihat di sepanjang jalur jalan Warangga hingga Watopute.
“Ada yang memang tidak terangkut, ada yang terangkut tapi tidak tuntas, frekwensi pengangkutan yang tidak maksimal. Mestinya diangkut dua kali, cuma sekali,” ulas La Oba.
Melihat kondisi tersebut, awal Januari 2023, DLH Sultra melakukan program pembagian alat persampahan ke DLH Muna untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah jenjang SD, SMP hingga SMA serta edukasi pengelolaan sampah. Program ini dilakukan sebagai langkah edukasi pengelolaan sampah dan melatih generasi muda agar tidak membuang sampah di sembarang tempat.
Kepala DLH Muna LM Yakub tak menampik kondisi keberhasilan Kota Raha sempat mendapat predikat buruk lantaran tata kelola sampah yang tidak maksimal.
Ia mengatakan, armada pengangkut sampah yang minim, pola pengangkutan yang tidak maksimal serta kesadaran masyarakat membuat kondisi sampah di Muna memprihatinkan. Tidak adanya perda yang mendukung tata sampah di Muna membuat OPD setempat sulit bergerak.
“Dulu kita punya 7 unit mobil alat angkut sampah, 2 rusak. Sekarang kita maksimalkan 9 unit. Budaya bersih kita sangat kurang, jalanan jadi tempat sampah. Ada juga yang dibuang di kanal air,” keluh LM Yakub diwawancarai Selasa (11/4/2023).
Saat ini, ujar Yakub, petugas kebersihan DLH Muna terus bekerja ekstra melakukan pembersihan sampah agar wajah Kota Raha kembali bersih.
“Total ada 98 tenaga kebersihan plus 9 unit armada kebersihan kami di DLH terus intens melakukan pengangkutan sampah. Frekwensi ditambah. Setiap pagi, sampah di kanal dan di TPS sudah diangkut. Tahun 2023 ini kota maksimalkan mengubah image Kota Raha menjadi kota yang bersih, bebas sampah,” jelas LM Yakub. Adm