BERITA TERKINIHEADLINE

‘Katumbu Gola’ Kuliner Otentik Pulau Muna Berbahan Jagung Muda, Muncul di Musim Panen

×

‘Katumbu Gola’ Kuliner Otentik Pulau Muna Berbahan Jagung Muda, Muncul di Musim Panen

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Pulau Muna terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), dikenal dengan ragam kekayaan kuliner yang khas. Salah satunya adalah Katumbu Gola.

Panganan ini menjadi bagian kearifan lokal masyarakat Suku Muna. Banyak masyarakat Muna membudidayakan jagung, baik sebagai tanaman pekarangan maupun sumber mata pencarian.

Sebagai salah satu daerah penghasil komoditas jagung terbesar di Sultra, tak pelak banyak jenis panganan berbahan dasar jagung berasal dari pulau yang terkenal akanĀ kayu jatinya . Yang khas dan otentik diantaranya adalah Katumbu Gola.

Katumbu Gola menjadi salah satu cara unik untuk menikmati jagung dan hanya ditemukan pada periode musim jagung muda di Pulau Muna.

Makna ‘Katumbu’ (dalam bahasa lokal) merujuk pada cara mengolah jagung muda dengan cara ditumbuk sampai halus. Alat untuk menumbuk jagung muda biasanya terbuat dari kayu serupa lesung.

Baca Juga :  DLH Sultra Klaim Tak Terima Surat Panggilan Saat Sidang Pencemaran Lingkungan PT OSS di PN Unaaha

Sedang kata ‘Gola’ merujuk pada kata gula merah. Bahan ini menjadi tambahan pemanis jagung.

Proses pembuatan dimulai dengan memilih jagung muda berkualitas untuk dihaluskan. Setelah jagung muda ditumbuk halus, irisan gula merah ditambahkan ke dalam adonan. Agar menghasilkan cita rasa gurih, irisan bawang merah, dan garam ditambahkan dalam adukan jagung halus. Mayoritas olahanan kuliner tradisional Muna memang terkenal tak banyak menggunakan bumbu, hanya mengandalkan cita rasa alami dari bahan utama.

Setelah itu, adonan dibungkus satu persatu dengan kulit daun jagung muda yang segar. Penggunaan daun jagung segar ini turut memberikan cita rasa alami dan aroma khas yang menggugah selera pada Katumbu Gola.

Baca Juga :  Asmo Sulsel Bantu Korban Bencana Banjir di Makassar

Ketika adonan sudah selesai dibungkus, selanjutnya masuk ke tahap pengukusan. Proses pengukusan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit, sampai adonan benar-benar matang yang tampak dari kondisi daun jagung segar mulai layu dan berubah warna.

Untuk diketahui, mayoritas masyarakat di wilayah Pulau Muna masih menggunakan tungku dan kayu bakar saat memasak. Inilah yang menjadikan aneka kuliner tradisional Suku Muna seperti Katumbu Gola punya aroma yang khas dari teknik memasak konvensional menggunakan kayu.

Ada berbagai cara untuk menyantap ‘Katumbu Gola’. Beberapa orang menikmatinya langsung sebagai camilan, sementara yang lain mengonsumsinya bersama lauk pauk dan sayuran untuk menambah kenikmatan.

Baca Juga :  Kemendikti Akan Putuskan UN Sebagai Syarat Masuk Perguruan Tinggi di 2026

Rasanya yang manis, gurih, dan sedikit kenyal, menjadikannya cocok dinikmati kapan saja. Baik sebagai makanan ringan di sore hari maupun sebagai hidangan utama. Periode tanam jagung yang cepat dan bisa dilakukan kapan saja membuat pecinta kuliner lokal tak kesulitan menemukan ‘Katumbu Gola’.

Kuliner khas Pulau Muna ini tak hanya menggugah selera, tetapi juga bagian cara melestarikan tradisi lokal yang sudah turun temurun. Menikmati Katumbu Gola mengingatkan akan suasana kebun jagung di perkampungan.

Sejak dahulu, masyarakat setempat sudah mengonsumsi santapan berbahan dasar jagung sebagai makanan pokok. ‘Katumbu Gola’ menjadi cara kreatif untuk mengkreasikan bahan pangan lokal. Adm

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x