BERITA TERKINIHEADLINE

Kemendikti Saintek Ajak Dosen UHO Riset Kolaboratif di Program Semesta, Pusat Siapkan Budget Rp57 Miliar

×

Kemendikti Saintek Ajak Dosen UHO Riset Kolaboratif di Program Semesta, Pusat Siapkan Budget Rp57 Miliar

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI — Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) resmi meluncurkan Program Semesta (Sinergi Kreasi Masyarakat Akademik untuk Sains dan Teknologi Nusantara) pada Juli lalu. Program tersebut tersebut merupakan sebuah inisiatif baru yang ditujukan untuk mendorong dosen dan guru di seluruh Indonesia agar terlibat aktif dalam menciptakan solusi nyata berbasis sains dan teknologi yang berdampak.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Eng. Yudi Darma, M.Si., saat melakukan sosialisasi program di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Rabu (8/10/2025). Acara sosialisasi yang digelar di Ruang Rapat Senat Rektorat UHO ini turut dihadiri oleh Plt Rektor UHO Dr. Herman, serta seluruh jajaran pimpinan universitas.

Program Semesta, menurut Yudi Darma bisa membuka ruang kolaborasi bagi dosen dan guru dari seluruh kampus dan satuan pendidikan di bawah naungan Kemendikti Saintek, baik negeri maupun swasta, politeknik maupun universitas, tanpa terkecuali di wilayah timur Indonesia. Tujuannya agar dapat menghasilkan karya sains dan teknologi yang benar-benar menyentuh kebutuhan nyata masyarakat.

Baca Juga :  Gerakan Peduli Masjid Hadir Kembali, Maxim Ajak Mitra Pengemudi Bersihkan Masjid Al-Ikhwan Kendari

“Program Semesta mengajak semua dosen dan guru untuk mengajukan ide dalam bentuk proposal yang berdampak langsung. Anggaran yang disiapkan tahun ini sebesar Rp57 miliar, dan kita targetkan bisa menerima antara 75 sampai 100 proposal terpilih,” jelas Yudi Darma.

Pendekatan pendanaan menjadi hal yang paling ditekankan Yudi. Ia menegaskan, riset bidang sains dan teknologi tidak lagi berbasis pada keinginan pribadi peneliti, melainkan user driven. Dimana riset dijalankan berangkat dari masalah nyata di masyarakat atau kebutuhan industri.

Sehingga, proposal yang diajukan harus memiliki nilai solusi, berbasis kebutuhan publik, dan tidak sekadar proyek riset normatif.

Baca Juga :  8 Ekstrakurikuler yang Bisa Digunakan untuk Masuk PTN Tanpa Tes

“Semua program yang ada itu bermula pada masalah yang ada di masyarakat. Kami tidak mendanai riset berdasarkan keinginan peneliti, tapi harus berbasis solusi di masyarakat,” ucapnya.

Kemendikti Saintek juga telah membentuk tim reviewer untuk mengevaluasi proposal berdasarkan sejumlah indikator, seperti tingkat kreativitas, relevansi dengan masalah masyarakat atau industri, kelayakan proposal, serta potensi dampak nyata dari proyek yang diajukan.

Program Semesta sendiri, jelasnya, terdiri dari empat skema utama yang telah berjalan, dan akan diperkuat dengan program lanjutan seperti “Living Lab” di bawah nama Bestari Saintek. Program tersebut akan didukung oleh pendanaan dari LPDP dan mengusung konsep riset kolaboratif di lokasi nyata masyarakat.

Selain Semesta, Kemendikti Saintek juga mendorong dua skema lain dalam payung besar program “Berdikari”. Di antaranya “Berlian” yakni riset yang langsung menjawab permintaan dan kebutuhan industri, dan “Emas” sebagai riset yang diarahkan pada solusi bagi komunitas masyarakat secara langsung.

Baca Juga :  4 Alasan Ruang Tamu Terasa Sempit Meski Tak Banyak Perabotan

Kehadiran program Semesta pun langsung mendapat sambutan positif dari Plt Rektor UHO, Dr. Herman. Ia langsung mengimbau seluruh jajaran pimpinan fakultas hingga jurusan untuk segera meneruskan informasi ini kepada para dosen di lingkungan UHO.

“Saya harap para dosen tidak hanya mendengarkan sosialisasi ini, tetapi benar-benar menindaklanjutinya dengan mengajukan proposal. Kita siap, dan kita akan siapkan segala prasyarat yang dibutuhkan,” tegas Dr. Herman.

Dengan peluncuran program ini, Kemendikti Saintek menargetkan terciptanya ekosistem riset yang inklusif, kolaboratif, dan berdampak langsung. UHO, sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di kawasan timur Indonesia diharapkan bisa menjadi lokomotif dalam mengakselerasi Program Semesta di Sultra. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x