LAJUR.CO, KENDARI – Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sulawesi Tenggara (Sultra) DR Andi Makkawaru menelaah penyebab kejadian gempa bumi yang sering kali mengguncang beberapa wilayah Bumi Anoa seperti yang baru saja melanda Kabupaten Konawe pada medio Februari lalu.
Jebolan Geology Engineering Universitas Padjajaran itu menyatakan
gempa yang terjadi sejatinya dipicu realese energi akibat dari pergerakan sesar (fault) Lawanopo yang berumur kenozoik serta sesar Kolono.
Kata pria yang kini menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sultra itu, aktivitas sesar Lawanopo patut diwaspadai. Pasalnya sesar tersebut terdeteksi sebagai sesar aktif yang artinya masih akan terus bergerak untuk mencari titik keseimbangan.
“Dan Kota Kendari menjadi rentan dengan gempa, juga disebabkan adanya sesar aktif yang juga berumur muda (kenozoik) yaitu sesar (fault) Kolono,” ulas Andi Makkawaru, Sabtu (19/2/2023).
Potensi bencana gempa bumi yang cukup tinggi, lanjut Andi Makkawaru mesti diwaspadai dan dibarengi langkah mitigasi dini baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Dengan begitu skala kerusakan maupun dampak korban jiwa akibat bencana alam gempa bumi bisa diminimalisir.
Salah satu langkah tepat, urai Andi Makkawaru adalah melakukan pemetaan yang baik untuk mendapat karakteristik segmen-segmen sesar yang ada di Sultra.
“Karena contohnya adalah pergerakan kedua sesar ini merupakan jenis sesar geser (strike slip fault) jadi daya rusaknya tidak begitu besar dibandingkan sesar yang menunjam, namun perlu mengevaluasi terkait energi-energi yang terbentuk. Jika pecah menjadi kecil-kecil daya magnitudenya maka tidak menjadi masalah, namun jika energinya tertimbun maka suatu saat akumulasinya menjadi besar dan memiliki daya rusak yang besar,” papar Andi Makkawaru.
Sebagai informasi, belum lama ini Kabupaten Konawe baru saja diguncang gempa bumi berkekuatan 3,4 Skala Richter (SR). Guncang gempa dua kali berturut di Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe ini cukup kuat dirasakan hingga wilayah Kota Kendari dan Konawe Selatan.
Masih di hari yang sama, gempa bumi tektonik kedua berkekuatan 3,1 SR terdeteksi di wilayah Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe.
Hasil analisa BMKG Kendari menunjukkan gempa berada pada kedalaman 5 kilometer. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2.96 LS, 121.57 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2,6 km, Barat Daya Konawe, pada kedalaman 5 km.
Kemudian pada sore hari, sekitar pukul 15.30 WITA daerah Konawe kembali diguncang dengan kekuatan 3,4 Magnitudo. Episenter gempa kali kedua ini terletak pada koordinat 3.98 LS, 122.41 BT, atau lokasi tepatnya berada di Timur Laut Sampara.
“Guncangan gempa bumi dirasakan III MMI di Kendari dan Konawe Selatan (getaran dirasakan nyata dalam rumah), pada jarak 0.9 k. Timur Laut Sampara, pada kedalaman 5 km,” hasil analisis dalam keterangan resmi BMKG Kendari, Jumat (17/2/2023). Adm