LAJUR.CO, KENDARI – Tarian tradisional, busana adat, hingga lantunan puisi berbahasa Tolaki menggema di halaman Desa Konda I. Suasana penuh warna dan kebanggaan itu menjadi bukti hidupnya semangat mahasiswa Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PGSD Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) dalam menjaga warisan budaya leluhur.
Melalui Festival Budaya Tolaki 2025, mereka mengajak masyarakat untuk kembali menengok nilai-nilai adat yang sarat makna dan memperkuat identitas budaya di tengah arus modernisasi.
Festival yang digelar di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, ini menjadi puncak kegiatan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang telah dilaksanakan sejak Juli hingga Oktober 2025.
Dengan mengusung tema “Revitalisasi Desa Budaya melalui Penguatan Literasi Seni dan Budaya Tolaki”, kegiatan tersebut menjadi wadah sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dalam pelestarian budaya lokal, Senin (27/10/2025).
Ketua Tim PPK Ormawa HMPS PGSD Unsultra, Windi Putri Handina, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah sekaligus memperkenalkan nilai-nilai adat Tolaki kepada generasi muda.
“Tujuan kami adalah agar budaya Tolaki tidak sekadar dikenal, tapi juga dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami ingin menanamkan rasa bangga terhadap identitas lokal dan menguatkan peran pendidikan dalam pelestarian budaya,” ucap Windi Putri Handina.
Lebih dari 100 peserta dari berbagai kalangan siswa sekolah dasar, mahasiswa, hingga masyarakat Desa Konda ikut serta dalam berbagai kategori lomba seperti tari tradisional Tolaki, vokal solo, fashion show busana adat, dan puisi berbahasa Tolaki.
Windi juga menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh timnya di Desa Konda.
“Namun, kegiatan ini juga menjadi bagian dari kelanjutan program pelestarian budaya Tolaki yang telah dilakukan sejak awal program PPK Ormawa berjalan, melalui pelatihan tari, pembentukan sanggar, dan kegiatan muatan lokal di sekolah,” kata Windi Putri Handina.
Kegiatan festival tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Camat Konda Musriadi, yang menegaskan dukungan penuh dari pemerintah kecamatan terhadap upaya mahasiswa dalam mengangkat kearifan lokal.
“Melalui budaya, kita memperkuat identitas daerah sekaligus mempererat hubungan sosial masyarakat. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,” tutur Musriadi.
Kepala Desa Konda I Agusalim turut memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai festival ini bukan hanya membawa hiburan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi sarana edukatif bagi anak-anak muda di desanya.
“Kami berterima kasih kepada mahasiswa HMPS PGSD Unsultra yang telah membawa suasana baru di desa kami. Ini bukan sekadar hiburan, tapi bentuk nyata pelestarian budaya dan penguatan karakter generasi muda,” ujar Agusalim.
Dukungan serupa datang dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsultra Anidi, yang menilai mahasiswa telah menunjukkan peran strategis sebagai agen perubahan.
“Mahasiswa telah membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya berbicara soal akademik, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya,” ungkap Anidi
Acara ditutup dengan penampilan tari massal dan pembacaan puisi adat yang menggugah rasa bangga terhadap identitas Tolaki. Antusiasme masyarakat menjadi bukti bahwa semangat menjaga budaya lokal masih menyala.
“Kami bersyukur bisa melihat masyarakat begitu bahagia. Harapan kami sederhana, agar budaya Tolaki terus hidup dan menjadi sumber kebanggaan bagi kita semua,” kata Windi Putri Handina.
Laporan : Ika Astuti
