LAJUR.CO, KENDARI – Yayasan Putri Indonesia kembali menyelenggarakan seleksi pemilihan Putri Indonesia tahun 2025. Setiap daerah di Indonesia selalu mengirimkan perwakilan terbaiknya turut andil pada ajang kecantikan bergengsi ini.
Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pun tak ketinggalan mengikut sertakan perwakilan pada audisi bergengsi tersebut. Kali ini, Sultra diwakili seorang perempuan bertalenta yang siap mengharumkan nama Bumi Anoa di panggung nasional.
Dia adalah Lydiana Nono (21), seorang mahasiswi di Universitas Bakrie, Jakarta. Dalam keseharian, Lidyana Nono atau akrab disapa Celine ini berkecimpung di dunia modeling dan seni peran. Bakat inilah yang membuat Lydiana percaya diri unjuk kebolehan tampil berkompetisi di acara Putri Indonesia 2025.
Meski lahir di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada tahun 2004 silam, Lidyana mengaku sangat kental dengan aspek kedaerahan Sultra. Dirinya memiliki darah campuran Muna yang diturunkan dari sosok ibu. Sedangkan ayahnya merupakan salah seorang berdarah Afrika.
Sosoknya yang khas dengan kecantikan wanita Indonesia Timur, dia mempunyai ciri khas kulit eksotis dan rambut keriting. Paradigma yang ingin dibantah Lidyana adalah tuntutan kecantikan dengan konsep berkulit putih mulus, rambut lurus dan ciri ideal lainnya.
Misi ini diungkapkan Lidyana kepada wartawan usai melakukan audiensi dengan Wakil Gubernur Sultra, Ir Hugua, di Kantor Gubernur Sultra, Rabu (12/3/2025). Secara gamblang, aktris berkulit eksotik itu memaparkan program yang diusungnya dihadapan Wagub Sultra Ir Hugua dan Kepala Dinas Pariwisata, Belli Harli Tombili.
“Saya mau mengangkat keeksotisan dari pantai di Sultra. Jadi saya juga ingin bilang kalau wanita Sultra itu cantik bervariasi, unik, kulit hitam dan rambut keriting, itu juga cantik,” ujar Lydiana Nono.
Memiliki ciri khas wajah unik ala Indonesia Timur tidak menjadi penghalang bagi Lydiana memulai karir sebagai model dan wara wiri di layar kaca entertainment. Terbukti bahwa mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi itu sukses memerankan ‘Yati’ dalam “Kang Mak” yang belakangan digandrungi pecinta film.
Dua program advokasi yang difokuskan pemeran Yati ini dalam ajang tersebut. Diantaranya promosi eksotisme daerah Sultra dan kegiatan amal (charity) bertajuk “Hearing Compas”. Seorang ‘Yati’ akan mengangkat wilayah Sultra yang kaya akan keindahan alam dan populer dengan budaya serta tradisinya.
Sementara untuk program “Hearing Compass”, ia berencana akan melibatkan relawan untuk membantu panti asuhan dan panti jompo.
“”Hearing Compas itu seperti charity program, saya juga bisa membantu orang tua, anak – anak kecil di panti asuhan, panti jompo. Jadi kita bisa membuat semua orang menjadi volunteer, orang lain bisa ikut membantu di acaranya,” jelasnya.
Sebagai representasi daerah Sultra, Lydiana mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sultra. Wakil Gubernur, Ir Hugua memberikan dukungan untuknya dalam perjalanan menjalani tahapan demi tahapan dalam pemilihan Putri Indonesia.
Seperti dikatakan Belli Harli Tombili, bahwa Pemprov Sultra berharap Lydiana bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang dan membawa nama Sultra ke kancah nasional. Dengan dedikasi dan semangat yang tinggi, Lydiana siap menunjukkan keindahan serta potensi daerah asalnya ke dunia luar.
“Kami menaruh harapan besar, dia memiliki kecantikan khas Indonesia Timur. Setelah bertemu, kami menemukan bahwa dia punya kualitas untuk mengangkat Sulawesi Tenggara,” ucap Belli.
Dukungan tersebut, sambung Belli berupa fasilitas pembuatan video profil yang rencananya dilakukan di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep). Selain itu, Lydiana juga akan menerima bantuan operasional selama menjalani tahapan seleksi dimaksud.
Saat ini, Lidya tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi pra-karantina pada 14 April, dengan Grand Final Putri Indonesia 2025 yang akan digelar pada 2 Mei mendatang. Ia pun meminta dukungan masyarakat Sultra untuk bisa menampilkan keindahan wisata Sultra dan potensi lainnya di kompetisi tersebut. Red