BERITA TERKINIHEADLINE

Makna Simbolik Tari Sajo Moane: Warisan Leluhur Wakatobi Bakal Meriahkan HUT RI ke-80 di Istana Negara

×

Makna Simbolik Tari Sajo Moane: Warisan Leluhur Wakatobi Bakal Meriahkan HUT RI ke-80 di Istana Negara

Sebarkan artikel ini

LAJUR.CO, KENDARI – Budaya dan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) selalu berhasil menarik perhatian publik, terutama karena keunikan dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Tak heran, kekayaan budaya Sultra kerap tampil dalam momen-momen penting berskala nasional, termasuk perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada peringatan HUT RI ke-80 tahun 2025, nama Sultra kembali menggema di panggung nasional. Kali ini, sebuah tarian tradisional khas Pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi, yakni Tari Sajo Moane, akan memeriahkan prosesi penurunan bendera pusaka di Istana Negara, Jakarta.

Baca Juga :  Daftar 31 Pejabat Non-Struktural UHO Dilantik Rektor Prof. Armid Hari Ini

Tari Sajo Moane merupakan warisan budaya leluhur yang telah lama hidup dan lestari di tengah masyarakat Wakatobi. Dalam pertunjukannya, para penari yang seluruhnya laki-laki membawakan gerakan menyerupai pertempuran menggunakan parang dari kayu sebagai properti utama. Hal inilah yang membuat tarian ini dikenal juga sebagai tarian perang.

Nama Sajo Moane sendiri berasal dari bahasa lokal: Sajo berarti bermain, dan Moane berarti laki-laki. Sesuai dengan namanya, tarian ini identik dengan peran laki-laki dan biasanya dipertunjukkan dalam berbagai acara adat seperti penyambutan tamu kehormatan, pernikahan, pesta rakyat, hingga sunatan.

Baca Juga :  Bright Gas Cooking Competition 2025 – Roadshow Hadir di Makassar!

Tari Sajo Moane terdiri dari serangkaian gerakan simbolik yang menggambarkan persiapan pasukan, pengintaian musuh, hingga simulasi pertempuran. Di antara gerakan yang ditampilkan, terdapat langkah maju dan mundur, putaran badan, serta aksi pertahanan menggunakan tameng dan bulu ayam yakni alat yang terikat pada rotan sebagai simbol senjata.

Selama pertunjukan, para penari juga menampilkan formasi membentuk lingkaran sambil memperagakan teknik bela diri dan serangan simbolik, diiringi alunan alat musik tradisional serta vokal pengiring yang menambah suasana dramatis dan sakral.

Baca Juga :  Payment ID Diluncurkan 17 Agustus 2025, Bisa Deteksi Riwayat Keuangan Warga

Bukan hanya hiburan, tarian ini juga sarat akan nilai-nilai luhur seperti estetika, budaya, pendidikan, dan etika sosial. Melalui pertunjukan Sajo Moane, generasi muda diajarkan untuk menghormati orang tua, menjunjung tinggi kebersamaan, serta mampu beradaptasi dalam kehidupan sosial.

Sebelumnya, budaya Sultra juga telah tampil di Istana Negara melalui Tari Lumense dan Tari Lulo Alu dari Kabupaten Bombana pada perayaan HUT RI ke-77. Keterlibatan tari Sajo Moane tahun ini menegaskan kembali betapa kaya dan berwarnanya warisan budaya bangsa, khususnya dari Bumi Anoa. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x