BERITA TERKINIDAERAHHEADLINE

Melihat Tradisi ‘Pogiraha Adhara’, Hiburan Masyarakat Lagadi Mubar Pasca Rayakan Hari Raya Kurban

×

Melihat Tradisi ‘Pogiraha Adhara’, Hiburan Masyarakat Lagadi Mubar Pasca Rayakan Hari Raya Kurban

Sebarkan artikel ini
Tradisi 'Pogiraha Adhara' atau Perkelahian Kuda yang digelar di Desa Lagadi, Kecamatan Lawa, Muna Barat, Selasa (18/6/2024).

LAJUR.CO, KENDARI – Masyarakat Desa Lagadi, Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat (Mubar) dihibur dengan pertunjukan Adu Kuda atau ‘Pogiraha Adhara’ sehari setelah lebaran Idul Adha 1445 Hijriyah. Acara ‘Pogiraha Adhara’ ini digelar di sekitar Masjid Nurul Iman, Desa Lagadi, Selasa (18/6/2024).

Pogiraha Adhara merupakan salah satu pertunjukan budaya di daerah Kabupaten Muna maupun Kabupaten Muna Barat yang masih tetap lestari hingga saat ini. Masyarakat setempat tampak begitu antusias menyaksikan dua ekor kuda yang saling adu kekuatan untuk memperebutkan kuda betina.

Baca Juga :  Fakta Penemuan Mayat di Kusambi Mubar, Jasad Tergeletak Membusuk di Semak & Tanpa Busana

Pertunjukan Adu Kuda ini dipimpin seorang pawang kuda dengan dua ekor kuda jantan miliknya untuk saling beradu kekuatan / berkelahi. Seorang pawang kuda secara sengaja membuat kuda jantan cemburu terhadap kuda lainnya yang mengganggu seekor kuda betina. Sehingga karena dasar itulah, kuda jantan akan marah dan terjadilah perkelahian.

Pawang memegang peranan penting untuk mengawasi jalannya pertarungan. Sedangkan yang bertugas memegang tali akan mengontrol kuda agar tak berlarian liar. Adapun kuda yang bertarung adalah kuda dewasa yang sudah memiliki gigi taring.

Event ‘Pogiraha Adhara’ ini tidak hanya digelar pada saat menjelang atau pasca lebaran baik idul Fitri maupun idul adha, melainkan juga biasa dilaksanakan pada saat musim panen dan menyambut tamu-tamu penting.

Baca Juga :  Kebakaran di Desa Wapae Jaya Mubar Tewaskan Satu Wanita Pemilik Rumah

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dan menikmati sejumlah momen sukacita oleh masyarakat setempat. Pada atraksi perkelahian kuda ini, para kuda tersebut akan mempertaruhkan harga dirinya.

Selain itu, dalam tradisi Pogiraha Adhara juga banyak mengandung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Nilai filosofis Pogiraha Adhara antara lain menggambarkan keperkasaan, penghargaan terhadap nilai-nilai kehormatan serta penghormatan dan perlindungan terhadap perempuan.

Baca Juga :  Bacabup Muna Barat Ld Amsar Daftar di Partai PPP

Pertunjukan ini diketahui telah ada sejak ratusan tahun silam dan menjadi tradisi kebanggaan masyarakat Suku Muna. Pada masa kerajaan, kuda menjadi simbol prestise, sarana transportasi, dan digunakan untuk berburu atau berperang.

Saat ini, Pogiraha Adhara semakin populer sampai di kalangan anak muda. Tradisi yang satu ini masih tetap dipertahankan oleh etnis Muna. Di tempat wisata seperti Permandian Wakante salah salah satunya, para pengunjung bisa menjumpai atraksi Adu Kuda di momen tertentu. Red

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x