LAJUR.CO, KENDARI – Setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan, seluruh umat muslim di dunia termasuk Indonesia akan merayakan hari kemenangan dengan suka cita. Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi tersendiri ketika menyambut hari raya Lebaran / Hari Raya Idulfitri 1445 H.
Seperti tradisi ‘Haroa’, sebuah tradisi kebudayaan yang rutin dilakukan oleh masyarakat Muna dan Buton. Di kalangan masyarakat kedua suku ini, tradisi Haroa telah menjadi budaya yang diwariskan nenek moyang mereka.
Kata salah satu masyarakat Suku Muna yang telah menjalankan tradisi haroa pada Selasa (09/04/2024), tradisi ini juga kerap dilaksanakan ketika seseorang meraih suatu keberhasilan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah diraih.
“Kita biasanya ada tradisi Haroa pas penyambutan bulan Ramadhan, penyambutan Idul Fitri, Idul Adha dan biasanya jika ada keluarga yang meraih sesuatu keberhasilan'” ucap Sari
Kegiatan Haroa ini merupakan tradisi turun temurun dan kebiasaan yang telah dilakukan oleh keluarga besarnya sejak lama. Masyarakat suku Muna menganggap sakral tradisi ini, juga sebagai media berdoa agar terhindar dari bala dan marabahaya.
“Untuk keluargaku memang sudah tradisi turun temurun dan kebiasaan mi dari dulu. Artinya ini Haroa hanya acara berdoa bersama, kemudian isinya makan bersama,” lanjutnya.
Tradisi Haroa adalah kegiatan berdoa bersama dipimpin seorang imam atau Modhi (dalam bahasa lokal). Tradisi ini tidak hanya dilakukan saat menjelang Idulfitri saja tetapi juga dilaksanakan pada hari-hari tertentu.
Laporan : Ika Astuti