LAJUR.CO, KENDARI – Tabur bunga atau ziarah kubur merupakan salah satu sunnah rasul. Praktik tabur bunga dilakukan di suatu tempat dan momen yang dianggap suci serta istimewa. Salah satunya saat bulan ramadan.
Disyariatkan bahwa ziarah kubur memiliki tujuan selain untuk mendoakan arwah yang telah meninggal, juga agar kita dapat mengingat kematian/alam akhirat serta meneguhkan keimanan.
Dalam masyarakat etnis Muna, ada satu ritual khusus yang dilakukan ketika nyekar atau dalam bahasa lokal biasa disebut Deburusi Langka. Ritual tersebut lazim dikenal dengan istilah Dofokaulu (dalam Bahasa Muna).
Dalam prosesi Dofokaulu, kain kafan lama di batu nisan digantikan dengan kain kafan baru. Penggantian kain kafan (dofokaulu) dimaksudkan ibarat menggantikan atau memperbarui pakaian pemilik kubur.
“Dofokaulu, itu dilakukan untuk menunaikan kasundua. Mengganti kain kafan ibarat memperbarui pakaiannya, di situ kita mengirimkan doa bagi mereka (leluhur),” papar Nurdin, salah seorang tokoh masyarakat Muna Barat.
Penggantian kain kafan dipercayakan kepada Imam atau Pande (Bahasa Muna). Hal itu dilakukan sebab ada doa-doa khusus yang dibacakan di atas kuburan yang kain kafannya.
Tradisi ini telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Tujuan utamanya adalah untuk memisahkan antara yang hidup dengan arwah orang yang meninggal. Biasanya, tradisi ini ramai dilakukan saat menjelang/ selama ramadan, atau menjelang Hari Raya Lebaran.
LAPORAN : JENI