LAJUR.CO, KENDARI – Ibukota Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Kendari yang dijuluki sebagai Kota Lulo memiliki keindahan lain yang dapat dinikmati saat malam hari. Keindahan itu hanya dapat dilihat ketika kita tengah berada di atas Puncak Amarilis.
Dari ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (MDPL), Kota Kendari tampak diwarnai kerlap kerlip cahaya. Musang liar sesekali muncul di tengah-tengah tenda para pendaki untuk sekedar menikmati makanan yang diberikan.
Puncak Victo yang lebih dikenal “Puncak Amarilis” sangat digemari para pegiat alam. Lokasinya berada di Jalan Kodya, Kelurahan Watu-watu, Kecamatan Kendari Barat. Untuk sampai di lokasi wisata yang satu ini, para pendaki melewati kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Nipah-nipah.
Puncak ini menawarkan air terjun yang tidak kalah indah dengan tempat wisata lainnya. Airnya sangat segar dan jernih. Bahkan, airnya dapat disalurkan melalui pipa mengalir ke rumah-rumah warga. Hanya berjalan sekitar 10 menit dari area camping, anda sudah mendapati air jatuh dimaksud.
Karena itu, kawasan puncak kerap dijadikan sebagai lokasi camping mahasiswa pecinta alam (Mapala).
Selain anggota Mapala, para pelajar atau kalangan pegiat lingkungan lainnya juga sering menjadikan tempat ini sebagai tujuan destinasi.
Pengunjung beramai-ramai mengadakan berbagai kegiatan positif pada malam Jumat, Sabtu atau Minggu. Selain berwisata, mereka juga melakukan aksi bersih-bersih di beberapa titik di atas puncak.
Jarak tempuh dari gerbang masuk hingga sampai ke puncak hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Untuk dapat menghabiskan akhir pekan disini, anda cukup merogoh kocek sebesar Rp2000 sampai Rp5000 sebagai biaya administrasi dan parkir.
Tarif itu sudah termasuk dengan biaya fasilitas yang tersedia seperti kamar mandi dan toilet umum. Pengunjung juga dapat menitip barang-barang yang tidak perlu dibawa ke atas puncak.
Apabila mendaki di sore hari, akan disambut dengan pesona sunset bersinar sempurna menyisir seisi kota. Kondisi jalur pendakian yang cukup landai sangat cocok bagi pendaki pemula maupun keluarga yang ingin camping membawa anak-anak.
Spot wisata ini dikelola karang taruna setempat. Mereka memasang plang penunjuk arah agar pengunjung tidak kesasar saat mendaki Puncak Amarilis.
Untuk menjaga lingkungan tetap asri dan bersih, rutin dilaksanakan agenda pembersihan tiap tahun. Para pendaki juga selalu diimbau membawa pulang sampahnya masing-masing usai menghabiskan malam di Puncak Amarilis.
LAPORAN : Owen Syaputra