LAJUR.CO, JAKARTA – Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi salah satu peserta Expo dan Forum Indonesia Maju Kemendagri di TMII Jakarta. Expo berlangsung selama empat hari, mulai Kamis – Minggu (1-4 Juni 2023).
Even pameran bertajuk “Transformasi Ekonomi dan Nasionalisme untuk Indonesia Berkelanjutan” itu diikuti ratusan pelaku instansi berbagai daerah dan pelaku usaha. Sejumlah rangkaian acara termasuk pameran potensi daerah turut memeriahkan penyelenggaraan expo tahunan oleh Kemendagri ini.
Mulai dari pameran UMKM dan Produk Kriya Nusantara, Festival Sambal Nusantara, Lomba Tari Daerah, hingga Fashion Culture.
Dalam pameran UMKM dan Produk Kriya Nusantara, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sultra menampilkan berbagai kain tenun khas Bumi Anoa dengan aneka motif. Hal itu dipamerkan guna mempromosikan produk unggulan daerah Sultra melalui event tahunan digelar Kemendagri ini.
Ketua Panitia Pelaksana Expo dari Cendekia Sinergis, Emilia Rosa Sitohang menyebut pameran tersebut sebagai kesempatan bagi para pegiat UMKM untuk menunjukkan produk-produk khas masing-masing dengan harapan dapat terekspos untuk menembus pasar internasional. Melalui Fashion Culture, kain dengan sejumlah motif kearifan lokal lainnya akan didesain menjadi busana sehari-hari.
“Difestivalkan supaya banyak yang tau bahwa. Di Fashion Culture akan menampilkan lokal wisdom dari daerah, yang nantinya akan kami gaet untuk menjadi satu bahan yang bisa dipakai oleh masyarakat dalam keseharian,” ujar Emilia Rosa.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sultra LM Salihin berharap melalui pameran di skala nasional ini, kearifan lokal Sultra makin dikenal masyarakat luas. Sehingga motif yang dipamerkan pun mewakili keunikan masing-masing etnis di Sultra. Ada motif etnis Muna, motif khas Buton, motif unggulan Tolaki, serta kerajinan kriya lainnya.
Uniknya, tidak hanya kain – kain hasil tenunan yang mejeng di stand Dinkop dan UMKM Sultra. LM Salihin memperlihatkan proses menenun di sela – sela rangkaian pameran berlangsung, agar para pengunjung dapat menyaksikan proses panjang pembuatan kain tradisional dengan cara yang masih manual. Penenun didatangkan langsung dari Kota Kendari beserta alat-alatnya yang terbuat dari kayu.
“Kita menonjolkan etnis daerah hasil UMKM. Alat menenun ini sengaja kami tampilkan bahwa hasil yang kami bawa itu prosesnya seperti ini. Kerajinan bukan menggunakan mesin tapi masih pakai tangan atau manual,” jelas LM Salihin saat ditemui dalam rangkaian acara pameran di TMII, Jakarta.
Meski masih diproses secara manual, motif kain tenunan khas daerah di Sultra ini sambung Salihin dibuat dengan mengikuti perkembangan zaman. Para pelestari tenun juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dimana kain – kain diciptakan dengan motif versi milenial. Hal itu agar kawula muda mempunyai pilihan saat ingin memakai kain khas daerah di Indonesia.
Dengan sering menampilkan sampel potensi dan produk unggulan Sultra, Salihin berharap UMKM dapat naik kelas dimana pasarnya tidak hanya skala nasional namun juga bisa Go Expor. Red