LAJUR.CO, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) turut memeriahkan Amazing Sultra Run 2025 dengan membuka booth edukasi sekaligus melakukan kampanye untuk mengajak para runners lebih mencintai rupiah.
Kehadiran BI tidak hanya berupa partisipasi pelari dan booth, tetapi juga memberikan wawasan penting mengenai peran BI dalam mendukung perekonomian dan transaksi keuangan masyarakat.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra Rahardian Triaji mengatakan, pihaknya berterima kasih karena telah dilibatkan dalam event sport tourism digagas Dinas Pariwisata Sultra.
“Kami sangat senang diundang untuk turut serta dalam Amazing Sultra Run 2025. Selain membuka booth, pelari dari BI juga ikut berpartisipasi. Kami tentu berharap pada kegiatan-kegiatan berikutnya BI tetap dilibatkan,” ujar Rahardian Triaji, Minggu (7/9/2025).
Rahardian menambahkan, Bank Indonesia memiliki tugas penting dalam mengelola sistem pembayaran, baik tunai maupun non-tunai. Ia mencontohkan layanan BI-RTGS, BI-FAST, serta QRIS yang kini telah digunakan secara luas di berbagai kedai.
“Di seluruh kedai di sini sudah bisa menggunakan QRIS. Jadi, walaupun tidak membawa uang tunai, insyaallah selama masih ada handphone dan saldo, masyarakat tetap bisa berbelanja,” jelasnya.
Selain itu, BI melakukan pengelolaan uang rupiah mulai dari pencetakan, pengedaran, penarikan, hingga pemusnahan. Uang yang sudah tidak layak edar bahkan tengah diuji coba untuk diolah menjadi eco brick, yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan mebel maupun produk ramah lingkungan.
Kepala Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah BI Sultra Hendra Irawan menambahkan, BI terus mengajak masyarakat untuk lebih cinta, bangga, dan paham terhadap rupiah.
Ia menjelaskan cara mengenali keaslian rupiah melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang) serta cara merawatnya dengan prinsip 5J (jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distepler, jangan dibasahi, dan jangan diremas).
“Setelah kita cinta terhadap rupiah, tentu kita juga harus bangga, karena rupiah merupakan alat pemersatu bangsa, simbol kedaulatan negara, dan satu-satunya alat pembayaran yang sah serta wajib digunakan di NKRI,” tutur Hendra Irawan.
Selain edukasi mengenai rupiah, BI ikut memperkenalkan program pengembangan ekonomi syariah, salah satunya melalui wakaf sosial dan wakaf produktif, bekerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia Sultra.
BI Sultra mengingatkan pentingnya pemahaman dalam menggunakan rupiah, baik secara tunai maupun non-tunai.
“Berbelanjalah sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Mari kita berhemat dan membiasakan diri untuk menabung,” pesan Hendra Irawan.
Laporan: Ika Astuti