BERITA TERKININASIONAL

Ramai soal Skrining Hipotiroid Kongenital Wajib untuk Bayi, Seberapa Pentingkah?

×

Ramai soal Skrining Hipotiroid Kongenital Wajib untuk Bayi, Seberapa Pentingkah?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Skrining Hipotiroid. Foto: Ist

LAJUR.CO, JAKARTA – Unggahan video yang mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya bayi baru lahir menjalani skrining hipotiroid kongenital (SHK) karena bisa mencegah kecacatan bayi, viral di media sosial TikTok.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun TikTok @dessy.chrysti pada Senin (4/9/2023).

“SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital) wjib dilakukan saat bayi baru lahir. SHK wajib dilakukan untuk mendeteksi kelainan hormon tiroid,” tulis akun tersebut.

Setetes darah tumit menyelamatkan hidup anak-anak bangsa… #bidanindonesia #bidanrs #pemeriksaanshkbayi #skrininghipotiroid #bayisehat

Dalam unggahan tersebut, dijelaskan SHK dilakukan pada bayi usia 48-72 jam, dan maksimal 2 minggu.

Jika positif, bayi diharuskan mendapatkan pengobatan untuk menghindari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif.

Baca Juga :  Kolaborasi Indosat-Noice, Majukan Industri Konten Kreatif di Indonesia!

Disampaikan, kekurangan hormon tiroid bisa mengakibatkan berbagai gangguan pertumbuhan yang nantinya bersifat permanen. Hingga Jumat (7/9/2023) pagi, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1,7 juta kali dan disukai oleh 84.000 pengguna.

Komentar warganet

Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

“Anakku lahir Cek SHK dan positif hipotiroid, sudah berobat dari lahir sampe sekarang per6 cek darah, dan sekarang dia tumbuh sehat dan cantik,” kata akun dengan nama Shintaoktafiana.

“Anakku hipotiroid baru ketauan umur 7bln.. Skrg udh umur 3,5th bicaranya blm jelas, Alhamdulillah tumbang normal seperti tmn yg lain,” kata akun dengan nama Olinkei.

Baca Juga :  BI Sultra Wanti Bahaya Kemarau Ekstrem September Mendatang Akibat El Nino

Lantas seberapa penting tes SHK dilakukan pada bayi baru lahir?

Penjelasan dokter

Saat dikonfirmasi, dokter spesialis anak di RS UNS Debby Andina Landiasari membenarkan pentingnya tes SKH untuk skrining bayi baru lahir tersebut.

Tes SHK imbuhnya, merupakan skrining yang bertujuan untuk mendeteksi kelainan fungsi dari kelenjar tiroid sedini mungkin. Melalui skrining tersebut, kecacatan seperti kerusakan otak permanen bisa dicegah dengan memberikan pengobatan sebelum bayi berusia 1 bulan.

“Proses skrining hipotiroid kongenital dilakukan pada bayi yang berumur 48-72 jam,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

“Sedikit darah yang diambil dari tumit bayi diteteskan di atas kertas saring khusus, dikeringkan kemudian bercak darah dikirim ke laboratorium,” sambungnya.

Baca Juga :  Ali Mazi Resmikan Jalan Tol Kendari-Toronipa di Momen Ekspose 5 Tahun AMAN

Selanjutnya, kadar hormon thyroid stimulating hormone (TSH) atau hormon perangsang tiroid diukur di laboratorium dan hasilnya bisa diketahui dalam waktu kurang dari 1 minggu. Ia menambahkan, tes SHK sudah umum dilakukan pada semua bayi lahir.

Selain itu menurutnya sudah banyak fasilitas kesehatan (faskes) yang bisa melakukannya. Jika bayi terbukti positif hipotiroid kongenital akan segera diberi pengobatan dengan pengganti hormon tiroid berupa tablet tiroksin.

“Khasiat obat tersebut sama seperti hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid,” katanya. Adm

Sumber : Kompas.com

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x