LAJUR.CO, KENDARI – Tingginya intensitas curah hujan kembali memicu bencana banjir di Kota Kendari pada Sabtu (28/6/2025). Sejumlah kawasan permukiman warga, seperti Wanggu dan Mandonga, dilaporkan terendam banjir disertai longsor.
Menanggapi fenomena banjir yang kembali melanda Ibu Kota Sulawesi Tenggara (Sultra), Anggota DPR RI asal Sultra, Ridwan Bae, meyakini jika Gubernur Sultra Andi Sumangerukka (ASR) mampu menangani dan menjembatani persoalan banjir yang melibatkan beberapa daerah.
Menurut Ridwan, Pemerintah Kota Kendari tidak dapat bekerja sendiri untuk menyelesaikan siklus banjir yang kerap terjadi setiap musim hujan. Berdasarkan kajian, luapan air yang membanjiri Kendari sebagian besar merupakan andil banjir kiriman dari Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Konawe.
“Penanganan yang dilakukan Wali Kota Kendari Siska Karina Imran dan Wakil Wali Kota Sudirman hanya mampu mengatasi dampak banjir sementara. Tidak menyentuh akar persoalan di hulu, yaitu di Konsel dan Konawe yang turut berkontribusi terhadap banjir di Kota Kendari,” ujar Ridwan, Minggu (29/6/2025).
Ia menambahkan, secara geografis, Kota Kendari berada di bagian hilir dari dua sungai besar, yakni Sungai Konaweha Kabupaten Konawe dan Sungai Wanggu Kabupaten Konsel. Saat hujan deras, kedua sungai tersebut membawa luapan air ke wilayah Kendari. Kerusakan kawasan hutan akibat aktivitas perambahan dan pertambangan di wilayah hulu, yakni Konawe dan Konsel, menyebabkan air semakin sulit dibendung saat memasuki wilayah muara di Kendari.
“Banjir di Kendari bukan hanya soal saluran drainase atau permukiman. Ada dua sungai besar yang menjadi sumbernya. Ini banjir kiriman dari Konsel dan Konawe,” jelasnya.
Karena itu, lanjut Ridwan, peran Gubernur Sultra sangat strategis dalam menyelesaikan masalah banjir di Kendari secara jangka panjang. Kolaborasi antara Pemprov Sultra, pemerintah daerah, dan instansi teknis sangat menentukan keberhasilan penanganan banjir ke depan.
Menurutnya, berbagai infrastruktur pengendali banjir yang dibangun pemerintah pusat di Kota Kendari akan sia-sia jika kawasan hulu di Konsel dan Konawe tidak dikelola secara berkelanjutan.
“Siklus banjir ini harus diputus. Empat pihak Pemkot Kendari, Konsel, Konawe, Pemprov Sultra termasuk Balai Wilayah Sungai (BWS) harus bergerak bersama. Saya yakin di bawah kepemimpinan ASR, persoalan ini bisa diselesaikan,” tegas Ridwan.
Ia menilai, strategi penanganan banjir dapat dimulai dengan mempertemukan empat stakeholder yakni Pemkot Kendari, Pemkab Konsel, Pemkab Konawe, dan Pemprov Sultra serta pihak teknis seperti BWS untuk membahas solusi jangka pendek dan jangka panjang.
“Ada dua fase penanganan, jangka pendek dan jangka panjang. Gubernur punya kewenangan penuh. Saya yakin, jika ini ditangani secara serius di bawah kepemimpinan ASR, persoalan banjir bisa selesai. Kolam retensi di Nanga-Nanga harus dibangun dan diawasi dengan baik. Jika ada penurunan fungsi hutan di Konsel dan Konawe, baik karena tambang atau lainnya, harus segera dicari jalan keluarnya agar tidak ada pihak yang dirugikan. Kalau memang harus dihentikan, dihentikan. Kalau tidak dicarikan solusinya. Hulu di Konsel dan Konawe harus ditangani,” terang Ridwan.
Dalam waktu dekat, Ridwan mengungkapkan, Komisi V DPR RI akan melakukan kunjungan spesifik ke Sultra. Salah satu agendanya adalah meninjau penanganan banjir serta mengecek kondisi Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe.
“Tanggal 11 Juli nanti, Komisi V akan melakukan kunjungan spesifik terkait banjir dan memantau Bendungan Ameroro,” pungkasnya. Adm
