LAJUR.CO, KENDARI – Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat Universitas Halu Oleo (UHO) terus mendorong penguatan sektor UMKM di era digital. Melalui kegiatan Seminar Kewirausahaan 2025 bertema “Memajukan Wirausaha Melalui Teknologi, Inovasi, dan Strategi Pemasaran di Era Digital”.
GenBI UHO berupaya meningkatkan literasi kewirausahaan dan kapasitas pelaku usaha lokal agar mampu bersaing di tengah perkembangan ekonomi digital.
Ketua GenBI Komisariat UHO, Firman Dani Baharuddin, menjelaskan kegiatan seminar kewirausahaan merupakan agenda rutin tahunan GenBI yang digelar satu kali dalam setiap periode kepengurusan.
Ia mengatakan, seminar ini menjadi wadah bagi pelaku usaha dan mahasiswa untuk memahami lebih dalam strategi bisnis modern berbasis teknologi dan pemasaran digital.
“Tujuannya supaya setelah terselenggaranya seminar kewirausahaan ini, banyak pelaku-pelaku usaha maupun mahasiswa yang mempunyai usaha itu bisa untuk mengikatkan lagi level dari UMKM nya,” ucap Firman Dani Baharuddin, Senin (3/11/2025).
Seminar tersebut juga menghadirkan dua narasumber utama yakni Micro Relationship Manager Team Leader BSI Fitratin Ni’mah dan CEO Technos Zulqifli Herdianto Tahir, dengan dipimpin oleh moderator Arnol Saputra.
Selama kegiatan, peserta mendapat berbagai materi seputar pembiayaan dan permodalan usaha, strategi digital marketing, edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah (CBPR), serta perlindungan konsumen.
Selain itu, terdapat sesi berbagi pengalaman (sharing session) dari pelaku UMKM dan pengenalan aplikasi SI APIK yakni sistem pencatatan keuangan digital yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk membantu pelaku usaha mengatur keuangannya dengan lebih mudah dan transparan.
“Antusiasmenya tinggi sekali. Kemarin saat registrasi banyak pelaku UMKM yang mendaftar di kegiatan ini dan kita mereka juga antusias untuk bertanya dan sharing session terkait pengalaman mereka,” ungkap Firman Dani Baharuddin.
Sementara itu, salah satu pemateri, Fitratin Ni’mah, menekankan pentingnya niat dan kesiapan modal sebagai langkah awal memulai usaha.
Ia menjelaskan bahwa modal tidak selalu berupa uang, melainkan juga bisa berupa kemampuan (skill), tempat, atau jaringan yang mendukung.
“Jadi yang paling penting itu bulatkan dulu niatnya, baru pikirkan modalnya. Modal itu bisa datang dari mana saja, boleh ke perbankan, pegadaian, pembiayaan juga bisa, macam-macam yang penting cara dan ketentuan berlaku,” Kata Fitratin Ni’mah.
Fitratin juga menambahkan bahwa Bank Syariah Indonesia (BSI) mendukung penuh pelaku usaha melalui berbagai program pembiayaan, seperti pelatihan kewirausahaan, dana KUR, pembiayaan komersial, serta produk gadai emas dan kredit kendaraan usaha.
Ia berharap setelah mengikuti seminar ini, peserta dapat memahami pentingnya digitalisasi dan pengelolaan modal agar usaha mereka bisa berkembang.
“Semoga dengan adanya pelatihan ini, peserta sudah lebih paham kebutuhan modal seperti apa dan bisa mengembangkan usahanya. Digitalisasi juga penting, karena dari situ promosi bisa lebih luas,” ujar Fitratin Ni’mah.
Firman juga menyampaikan harapannya agar pelaku UMKM dan mahasiswa dapat benar-benar memanfaatkan ilmu yang telah didapat.
“Kami berharap setelah seminar kewirausahaan ini, para peserta bisa menerapkan ilmu yang didapat untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan daya saing UMKM di era digital,” kata Firman Dani Baharuddin.
Laporan : Ika Astuti
