SULTRABERITA.ID, KENDARI – Akhir pekan biasanya dihabiskan untuk berlibur di tempat wisata maupun berkumpul dengan keluarga.
Akan tetapi, di masa pandemi virus corona seperti saat ini berbagai aspek perlu dipertimbangkan agar tidak terinfeksi.
Salah satunya, jika Anda ingin menginap di hotel. Apakah aman untuk saat ini? Berikut ini jawaban para epidemiolog.
Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo memberikan beberapa catatan terkait hotel yang aman. Pertama, tentang hotel yang boleh dibuka.
“Tentu hotel yang seharusnya boleh dibuka hanya pada daerah dengan zona tanpa kasus (hijau) dan zona risiko rendah (kuning). Ini baru disebut relatif aman,” kata Windhu kepada Kompas.com, Sabtu (7/11/2020).
Kedua, terkait protokol kesehatan di hotel. Menurutnya prinsipnya, pihak hotel harus bisa menjaga orang-orang tetap berjarak 1,5 sampai 2 meter atau meminimalisir orang bertemu agar bisa meminimalisir risiko penularan.
“Bisa menjaga secara 100 persen tidak ada kemungkinan orang bertemu dalam jarak kurang dari 1,5-2 m,” katanya.
Windhu mengatakan pihak hotel perlu melakukan disinfeksi secara ketat. Artinya, kamar didisinfeksi sebelum dan sesudah digunakan tamu.
Disinfeksi juga dilakukan pada semua bagian di hotel yang bisa tersentuh tubuh manusia.
Tak hanya itu, semua petugas hotel wajib memakai masker dan face shield.
Sementara itu fasilitas yang seharusnya disediakan pihak hotel antara lain:
• Tabir di meja resepsionis yang membatasi resepsionis dan tamu.
• Hand sanitizer dan/atau tempat cuci tangan di berbagai tempat.
• semua tombol (lift, pintu kamar, dan lain-lain) diupayakan tidak disentuh secara langsung oleh tangan. Sehingga pihak hotel perlu membuat mekanisme tertentu.
• Layanan pesan antar makanan ke kamar.
Terkait makanan, menurut Windhu, pihak hotel tidak bisa mengaktifkan restoran hotel dan metode prasmanannya.
“Termasuk sarapan, tidak boleh dalam bentuk buffet/prasmanan, tapi ditaruh di luar kamar yang akan diambil sendiri oleh tamu. Sehingga petugas hotel dibatasi tidak memasuki kamar tamu,” ungkapnya.
Adapun, hand sanitizer sebisa mungkin ditempatkan di:
• sebelum masuk gedung hotel
• meja resepsionis
• sebelum masuk lift
• di dalam lift
• di dalam kamar
Registrasi online
Dihubungi terpisah, Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan hal senada. Menginap di hotel bisa dilakukan dengan catatan hotel tersebut mempunyai prosedur pencegahan Covid-19.
“Itu adalah semacam protokol yang sudah dibuat dan dilaksanakan. Ini kewajiban pemerintah daerah untuk memastikan semua hotel sudah memiliki itu dan sudah diedukasi serta ditraining dalam safety management itu,” katanya di kutib dari Kompas.com, Sabtu (7/11/2020).
Protokol tersebut salah satunya adalah registrasi online untuk tamu. Hal itu untuk membantu pihak hotel memastikan siapa tamu yang akan datang, dari mana asalnya, dan tamu tersebut dalam kondisi sehat.
Sementara itu bagi pengunjung, menurut Dicky, perlu memilih hotel yang berada di daerah yang aman (tidak berzona merah atau berprevalensi tinggi).
Pengunjung juga memilih hotel yang menyediakan banyak tempat outdoor atau berlokasi di alam.
“Itu lebih bagus sehingga bisa meminimalisir berbagai potensi,” ujarnya.
Pengunjung juga perlu menjaga jarak dengan orang lain, meminimalisir sentuhan (menyentuh barang/benda), dan meminimalisir berbagi pemakaian barang publik terutama dalam kegiatan makanan.
“Kalau restorannya belum menerapkan sistem makan di kamar atau bukan di outdoor, lebih baik lakukan pemesanan makanan di kamar, lebih aman begitu,” kata Dicky.
Selain itu, kolam renang di hotel juga perlu diatur. Misalnya, dibatasi pemakaiannya hanya di jam-jam tertentu atau dibatasi pengunjungnya agar tidak penuh.
Dilansir AP News, Kamis (5/11/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperbarui panduan perjalanan selama pandemi Covid-19. Dituliskan bahwa tetap di rumah adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari ancaman virus corona.
Jika bepergian, CDC menyarankan, agar berbagi rumah sewaan atau vila dengan orang-orang dari serumah. Hal tersebut lebih aman daripada tinggal dengan teman atau keluarga yang bukan dari serumah.
Itu juga lebih aman daripada tinggal di hotel, karena di hotel Anda akan bertemu lebih banyak orang. Pilihan paling berisiko, menurut CDC, adalah hostel atau penginapan seperti asrama lainnya dengan area tidur bersama.
Menurut pakar penyakit menular di University of California, Dr Natascha Tuznik, rumah sewaan juga memiliki lebih banyak akses ke udara segar daripada kamar hotel.
Jika menginap di hotel, periksa langkah-langkah keamanan yang diambil pihak hotel. Banyak hotel telah mengadopsi prosedur pembersihan dan mendorong jarak sosial di area umum.
Tuznik mengatakan Anda juga dapat menggunakan tisu disinfektan untuk membersihkan permukaan yang sering tersentuh, seperti sakelar lampu dan keran.
Di luar ruangan, para ahli menyarankan untuk menghindari area umum dan naik tangga daripada lift jika bisa. Adm
Sumber: Kompas.com