LAJUR.CO, KENDARI – Kasus tawuran berujung tindak pengeroyokan brutal terhadap satu orang siswa SMAN 12 Kendari mendapat atensi serius Gubernur Sultra Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka. Menyudahi konflik berkepanjangan dan budaya tawuran antarpelajar, ASR menyusun langkah strategis agar kebiasaan buruk yang merusak citra pendidik di Sultra tidak terulang kembali.
Mulai Selasa kemarin (19/8), ASR mewajibkan ratusan siswa SMA yang terlibat kasus tawuran untuk mengikuti apel bersama di Lapangan Kantor. Hari pertama diisi pelajar dari SMKN 2 Kendari. Hari kedua, giliran SMAN 12 Kendari mengikuti arahan disampaikan ASR di lapangan kantor Gubernur, Rabu (20/8/2025).
Dalam arahannya, Andi Sumangerukka menegaskan aksi kekerasan pelajar ini tak boleh lagi dibiarkan berulang. Ia menyebut bahwa akar persoalan terletak pada permusuhan antarsekolah yang telah berlangsung secara permanen dan diwariskan lintas generasi.
“Permusuhan ini harus kita hilangkan. Caranya, kita hentikan kegiatan yang menonjolkan identitas sekolah masing-masing, dan dorong kegiatan kolaboratif antar siswa lintas sekolah,” ujar Andi Sumangerukka.
Sebagai strategi jangka pendek, rekan Wagub Sultra Ir Hugua itu menyebut pentingnya mendorong kegiatan-kegiatan kreatif yang melibatkan gabungan siswa dari berbagai SMA.
Pemprov Sultra akan menyediakan alat marching band dan band musik, namun dengan syarat personelnya merupakan siswa gabungan dari beberapa sekolah di Kendari.
“Kalau banyak anak berkumpul di jalan, secara psikologis mereka bisa saling terhasut dan jadi berani berbuat rusuh. Kita hilangkan hal seperti itu. Kita fasilitasi mereka dengan alat musik,” ujarnya.
Andi Sumangerukka juga merancang program Jumat Berkah, sebuah kegiatan sosial lintas sekolah di mana siswa dibagi tugas untuk memasak, belanja, hingga menyalurkan bantuan kepada masyarakat tidak mampu.
“Untuk kegiatan kolaborasi, biasanya kita ada Jumat Berkah. Disitu gabungan masing-masing SMA dibagi tugas belanja, memasak, dan pembagian ke penerima atau fakir miskin. Sehingga ada kebersamaan di antara mereka” ucapnya.
Di samping memasifkan sejumlah kegiatan positif, pejabat yang akrab disapa ASR ini juga memperkuat pengawasan melalui patroli gabungan. Patroli gabungan harian akan melibatkan guru, Satpol PP, TNI, dan Polri untuk mencegah pelajar berkeliaran di jalan saat jam sekolah.
Pelajar yang kedapatan di luar sekolah tanpa izin, sambung ASR akan diproses oleh pihak sekolah dan orang tua akan dilibatkan langsung.
Di sisi lain, Pemprov Sultra juga akan bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk melakukan razia di sekolah-sekolah. Upaya ini dilakukan untuk menindak kemungkinan keterlibatan pelajar dengan narkoba sebagai salah satu pemicu kenakalan remaja.
Metode pembinaan bagi siswa yang terbukti terlibat masalah serius tengah dirumuskan, termasuk opsi penempatan di sekolah barak militer. ASR menyebut, sekolah barak akan menjadi tempat khusus untuk pembinaan pelajar yang tergolong nakal berat.
“Kalau terbukti, kita panggil orang tuanya. Kita beri tahu kondisi anaknya, lalu kita bina. Tapi metode pembinaannya sedang kami rumuskan. Sekolah barak bisa jadi salah satu solusi,” tegasnya.
Langkah-langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen ASR untuk menghentikan siklus kekerasan di kalangan pelajar dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman di Kota Kendari. Red