LAJUR.CO, KENDARI – Pesawat Fly Jaya Air sukses melakukan uji coba operasi pendaratan perdana rute Bone-Kendari di Bandar Udara Haluoleo, Selasa (30/9/2025). Begitu tiba di landasan runway Bandara Haluoleo, maskapai yang melayani penerbangan rintisan di Indonesia tersebut langsung disambut kemeriahan water salute.
Humas Bandara Haluoleo Kendari, Nurlansyah mengatakan, Fly Jaya Air landing di Bandara Haluoleo Kendari sekitar pukul 09.15 Wita dari Bandara Arung Palakka Bone, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Penerbangan perdana ada water salute. Nanti akan take off lagi ke Bone pukul 12.45 Wita,” kata Nurlansyah.
Maskapai yang berada di bawah bendera PT Surya Mataram Nusantara itu akan melayani rute Kendari-Bone dua kali flight dalam sepekan. Jadwal penerbangan Bone-Kendari berangkat pukul 08.00–09.15 Wita. Sebaliknya Kendari-Bone terbang pukul 12.45–13.55 Wita.
Pantauan awak media di aplikasi pemesanan tiket pesawat, tarif rute Kendari-Bone dibanderol mulai harga Rp581.000. Sementara tarif tertinggi pada kisaran Rp800 ribuan per penumpang.
Nurlansyah mengatakan, tarif harga Kendari-Bone tersebut mendapat subsidi khusus dari pemerintah sehingga lebih murah.
Kehadiran rute Kendari–Bone menjadi angin segar bagi masyarakat kedua daerah yang selama ini harus menempuh perjalanan darat berjam-jam.
Kini, mobilitas antarwilayah akan lebih cepat, efisien, dan nyaman. Hal ini tidak hanya memangkas waktu tempuh, tetapi juga mendukung akses layanan publik, pendidikan, hingga sektor bisnis lintas provinsi.
Beroperasinya Fly Jaya Air rute Kendari-Bone kian mempercepat arus konektivitas antarwilayah Sultra dan Sulsel, memberi dampak positif terhadap sektor ekonomi serta pariwisata.
Fly Jaya sendiri menyatakan komitmennya untuk memberikan layanan penerbangan yang terjangkau namun tetap mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang.
Fly Jaya merupakan salah satu maskapai penerbangan milik swasta yang menghubungkan wilayah-wilayah yang selama ini kurang terlayani. Seperti pembukaan rute Kendari–Bone yang bertujuan memperlancar mobilitas masyarakat antardaerah. Red