SULTRABERITA.ID, KENDARI – Gubernur Sultra, Ali Mazi sumringah. Komitmen percepatan pembangunan Rumah Sakit khusus Jantung dan Pembuluh Darah akhirnya bisa dikebut cepat setelah PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) merestui usul pinjaman diajukan Pemprov Sultra.
Jumat 23 Oktober lalu penandatanganan perjanjian pinjaman daerah sebesar Rp 388,8 miliar oleh Direktur Utama PT SMI dan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara, Ali Mazi telah diteken.
Ini adalah kali kedua PT SMI mengucurkan pinjaman untuk membiayai program mercusuar duet Ali Mazi – Lukman Abunawas (AMAN). Sebelumnya Gubernur Ali Mazi juga mengajukan utang sebesar Rp 799,2 miliar guna mendanai program jalan wisata Kendari – Toronipa.
Praktis, total utang Pemprov Sultra yang disetujui lembaga finansial plat merah itu telah menembus angka Rp 1,187 triliun.
Terkait besarnya pinjaman Pemprov Sultra ke PT SMI untuk menalangi pembangunan infrastruktur kesehatan dan jalan, Anggota Komisi XI DPR RI, Haerul Saleh memberikan komentarnya.
Politisi Gerindra itu tak mempermasalah opsi pinjaman dipilih Ali Mazi. Ia bahkan menyambut positif langkah Gubernur Sultra dua periode itu sepanjang utang yang dilakukan bertujuan untuk membangun fasilitas publik yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.
Apalagi, kata Aco sapaan akrab, skema pinjaman ke PT SMI kini jauh lebih menguntungkan bagi daerah karena nihil bunga.
“Tidak dikenai bunga. Sama kayak penambahan APBN karena tidak beban bunga. Hanya tetap saja APBD terpotong. Tenornya panjang 10 tahun bro, jadi bisa lebih ringan dipotong,” ujar Haerul Saleh usai menyalurkan bantuan sembako bersama Bank Indonesia Perwakilan Sultra di Poasia, Rabu 28 Oktober 2020.
PAW almarhum H Imran itu menuturkan meski strategi pinjaman mewariskan utang, program digagas Ali Mazi tersebut dinilai sangat bermanfaat.
“Sama ji kayak kita bayar/cicil Rp 2 miliar untuk bangun rumah sakit. Uang begitu kalau di APBD dipake bikin acara habis. Tapi ini punya manfaat mungkin sampai 100 tahun. Apalagi rumah sakit menghasilkan ki,” cetus Haerul Saleh.
Dukungan sama disampaikan Haerul Saleh atas pinjaman Wali Kota Kendari, Sulkarnain untuk program pembangunan rumah sakit ke PT SMI.
Kendati sama-sama mendapat talangan dana dari SMI, kata Haerul Saleh, pinjaman Pemkot Kendari masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bergulir di masa pandemi Corona. Skemanya simple dan ada ‘bonus’ relaksasi. Sementara utang Pemprov masuk dalam skema pinjaman reguler dimana syaratnya jauh lebih ribet dibanding skema PEN yang diterima Pemkot Kendari.
Ia pun berharap kepala daerah bisa memanfaatkan peluang pinjaman dana di PT SMI guna akselarasi program pembangunan infrastruktur di daerah masing-masing.
“Kalau Pak Wali Kota pinjaman ke SMI masuk dalam program PEN Kalau Gubernur reguler. Rumah sakit ini jika dibangun dengan baik akan beri kontribusi PAD,” pungkas Haerul Saleh. Adm